Kamis, 30 April 2015

cerpen UTS

yosie apriliani 1113046000162

Dia Si Benalu
            Wajah yang cantik jelita, dengan kulit sawo matang khas indonesia. Tutur katanya manis seperti madu, bahkan melebihi manisnya madu. Tinggi tubuhnya ideal. Satu meter enam puluh senti meter. Rambutnya yang panjang terurai, hitam mengkilap, selalu tersisir rapih. Setiap berjalan wanita cantik itu tampak seperti model-model yang berjalan di atas cat walk. Kapan saja ia berbicara, apa saja yang terlontar dari mulutnya itu bagaikan terpaan angin yang membawa ikut sertakan gula pasir, menjadikan semua teras menjadi sangat manis. Dialah Tita yang menjadi bahan celotehan karyawan kantor, dimana aku kerja sekarang.
            ”yang membuatku aneh dengan sikap dia itu adalah rasa nggak tahu dirinya itu kemana sih?? Dia umpetin dimana sih?? Sampe ngk ada sama sekali rasa ngk tau dirinya itu, keseel gua liatnya.” begitulah salah satu kometar dari karyawan kantor yang sempat terdengar ditelingaku.
            “karyawan mana sih yang kuat nahan ngelihat dia yang punya muka seribu dan keras kepala begitu, apalagi sesama cewek, pasti udah nggak nahan tuh” lagi-lagi komentar yang terdengar olehku.
            Komentar tentang Tita bisa menjadi sebuah buku tebal, setebal buku statistikku sewaktu masih kuliah semester empat dulu, kalau saja ada yang mau menghimpunnya, menjadi buku tebal semua komentar tentang Tita.
            Aku kira wanita lulusan Universitas Padjajaran jurusan Akuntansi itu juga sadar betul, ia menjadi bahan celotehan karyawan banyak di kantor, khusunya wanita yang sering juga disebut oleh banyak orang dengan julukan bermulut dua, karna saking banyaknya bicara dan setelah aku sadari ternyata memang ketika aku melihat sekelompok pembenci atau haters Tita, ketika sedang mengomentarinya itu topik pembahasan sangat menjadi-jadi, melibatkan banyak hal yang berkaitan satu sama lain, membakar emosi bagi para pendengarnya.
            Karena sikapnya yang suka berbicara manis itu, dan trik dia untuk mendapatkan apa yang ia inginkan sampai mendapatkannya. Sering kali beberapa karyawan sudah terkena hasutan dari sikap nya yang seperti itu dan lagi ditambahi oleh paras cantik yang ia miliki, sebagai nilai x untuk menghasut beberapa karyawan di kantor, khususnya para karyawan laki-laki.
            Pernah suatu ketika, waktu aku baru mengenal Tita. Ia memiliki seorang teman wanita dan lelaki, Iren dan Doni. Mereka sangat dekat satu sama lain, datang ke kantor bareng, berkerja bareng, istirahat atau makan siang selalu bareng, bahkan ketika hendak pulang kerjapun mereka selalu bersama.
            Iren memiliki penghasilan lebih dari dari Tita, karna jabatan meraka yang berbeda kelas, sehingga membuat Tita kalah dalam penampilan atau lifestyle nya dengan Iren. Ia seringkali meminjam dan bahkan meminta sesuatu yang ia inginkan dan dia merupakan salah satu tipe orang yang selalu mendahulukan uang dari segalanya, itu yang selalu ia katakan. Mendekati rekan kerja yang lain itu karna ia memiliki tujuan tertentu, selain itu dia tidak akan mendekati siapapun. Tanpa rasa malu ia selalu berkelakuan seperti itu.
            Waktu istirahat dan jam makan, sebelum iren keluar Tita menghampirinya terlebih dahulu. Lalu berkata.
            “Iren,, tolongiin aku doong, aku lagi butuh uang banget niih. Nanti kalo honor aku udah turun aku ganti langsung uang kamu, pliis plis...” rengekan Tita yang membuat Iren lagi-lagi terkena hasutannya. Tersenyum dan memberikan uang yang ia maksudkan itu kepada Tita.
            Karna sikap Iren yang sangat baik dan perhatian kepada teman, seringkali ia dibutakan oleh berbagai sifat-sifat yang dimiliki oleh Tita. Dari situ Tita menggantungkan hidupnya kepada Iren, Iren yang tidak menyadari akan hal itu seringkali terpengaruh oleh permintaannya yang mungkin sangat mengganggunya. Diakan teman ku, kenapa tidak. Bisik hatinya setiap memberikan apa yang ia pinta.
            Begitupun sama halnya dengan Doni, yang selalu diminta bantuannya oleh Tita. Karna Doni yang menyimpan rasa suka terhadap Tita, dia rela melakukan segalanya untuk mendapatkan perhatian dan rasa sayangnya Tita. Hal itu menjadi kesempatan Tita untuk terus meminta bantuan ke pada Doni dalam hal apapun, dan bahkan telah menggantungkan hidupnya kepada Doni, meskipun Tita tidak meiliki rasa timbal balik terhadap Doni. Donipun tidak akan menyerah, meskipun sebenarnya Tita memperbudak dia dengan caranya sendiri, dan Donipun tidak mengetahui akan hal itu.
            Hidup Tita sangatlah berwarna, karna dia memiliki dua temannya sendiri untuk dijadikan sandaran hidupnya. Diibaratkan seperti dua pohon yang masing-masing sudah memiliki biji benalu yang dibiarkan hidup, dibiarkan dan terus berkembang biak. Kedua temannya pun belum saja menyadari, kasih yang selalu ia berikan itu bukan kasih yang tulus sebagai seorang teman pada umumnya. Dia lebih mementingkan diri sendiri dan melakukan apapun yang dia inginkan. Sifat yang keras kepalanya itu membuat dia tidak akan menyerah untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cara apapun, bahkan dengan cara memakan temannya sendiripun ia lakukan, hanya karna sifat keegoisan dia terhadap apa yang diinginkannya.
            Bagaimana Iren? Wanita yang ingin memasuki usia 27 tahun itu tampaknya tidak menyadari dan tidak merasa apa yang telah terjadi dengan dirinya. Ia tetap manis dan telalu sopan sebagai atasan. Alhi manajemen ini tidak pernah terpancing untuk terlibat dalam omongan yang menyerempet-menyerempet bahaya. Karana ia terlalu sibuk dengan tugas pekerjaannya sebagai menejer di kantor kami. Tatipun senantiasa berada didekatnya.
            Sebagai pengamat, aku tidak dapat meramalkan situasi bagaimana yang akan timbul di kantor kami berikutnya. Dan ternyata aku tidak cukup pandai analitis dalam mengamati situasi, khususnya situasi seperti ini. Hana, mahasiswa ABA (Akademi Bahasa Asing) yang putus kuliah, menanam keyakinan seperti itu dalam diriku. Barang kali dialah satu-satunya wanita di kantor kami yang tidak terpengaruh atau terbawa emosi tidak tentu sebab karena akhir-akhir ini terkuaknya siapa Tita yang sebenarnya.
            Gadis manis dengan lesung pipit dikedua pipinya, terlihat indah setiap ia tersenyum lebar ini tetap bekerja dengan penuh dedikasi dan berdisiplin, ia sama sekali tidak berniat bergabung dengan barisan yang terbawa emosi atau calon-calon anggota barisan itu.
            Sebagai manusia, khususnya sebagai wanita, nalurinya yang tajam. Ia tahu. Bagaimana sifat Tita yang sangat tidak tahu malu dan keras kepala dan berbuat semaunya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, dan sudah memperdayakan temannya sendiri. Itu terlihat sudah sangat menjengkelkan.
            Walaupun dalam bidang pekerjaan Tita termasuk kedalam katagori yang dedikasi dan berdisiplin, itu karna ia ingin mendapatkan jabatan yang lebih tinggi dan mendapatkan honor yang lebih tinggi pula, untuk mewujudkan semua keinginannya. Dari itu dia berusaha sekuat tenaga dia untuk tetap aktif dalam pekerjaannya di kantor, meskipun sebenarnya kepribadian yang ia miliki sangat buruk, berbeda jauh dengan perilaku yang ia selalu perlihatkan kepada rekan kerja di kantor  kami.
            Keesokan harinya Iren menyadiri akan sikap Tita terhadap dirinya setelah sekian lama berteman, semua kesadaran nya selama ini sudah tertutupi, terbabi butakan oleh sikap dan tutur katanya yang manis, hal ini karna ia menyadari ketika ia sudah terjatuh dalam karirnya dan semuanya sudah dibabat habis oleh Tita yang selama ini dia anggap sebagai temannya sendiri ternyata menusuknya dari belakang. Hal ini membuat Iren sangat kecewa dengan sikap dia yang sangat merugikan hidup Iren itu.
            Setiba Iren di kantor, ia melihat para karyawannya sedang berkumpul sambil berbisik-bisik dan memelankan suara mereka, takut akan terdengar oleh Iren. Irenpun dibuat penasaran oleh sikap para karyawan kantornya, dan bertanya.
            “ekhm,, ekhm,, kalian sedang membicarakan apa??” tanya Iren tegas.
            “itu itu mba, Tita itu ternyata seorang benalu yang hanya merugikan dan memanfaatkan temannya saja.” Jawab salah satu karyawan yang ada di situ.
            “kamu tahu dari mana?” jawab Iren penasaran, karna ia sudah menjadi mangsanya selama ini.
            “taulah mba, akukan punya kenalan, tetangga kontrakanku. Yah begituu,,, dia sangat kecewa terhadap apa yang telah dia lakukan terhadap tetanggaku, makanya dia mau bercerita semua tentang kejelakannya Tita yang telah merugikan tetanggaku itu mba,,,” jelas karyawannya itu dengan sangat meyakinkan.
            Iren beranjak pergi ke dalam ruang kerjanya, terduduk lemas tercengah dan tak percaya dengan semua kebenaran akan fakta-fakta itu. Yang membuat ia lebih kecewa lagi karna mereka sudah berteman sangat lama dan ia baru-baru sekarang ini menyadari akan jahatnya Tita terhadap dirinya, dan bahkan, mungkin ada selain aku yang menjadi mangsa-mangsanya. Gumamnya dalam hati sambil menggenggam kuat tangannya, seraya menyesal dengan semua yang terjadi pada dirinya.
            Sejak saat iren sudah tidak mau mengenal temannya dulu yang sudah tega perlakukan Iren seperti pohon yang ditumbuhi oleh biji benalu yang tumbuh dari pohon itu dan ia membiarkannya tumbuh berkembang sedangkan si pohon itu sendiri rapuh karenanya, yang mengambil semua nutrisi dan tenaga nya, dan membuat pohon itu hidup dengan sangat sia-sia, selagi tidak bisa berbunga dan berbuah.
            Sifat benalu: bicaranya yang sangat manis, selalu ada maunya, selalu ingin bersandar pada orang lain, mempunyai berbagai macam muka (sifat), uang yang selalu di dahulukan, keras kepala, dan waktu mangsanya sudah terjatuh ia akan mencari mangsanya yang baru.
           
           
           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar