Kamis, 09 April 2015

pasar parung panjang

model 7: deskripsi berbagai kejadian dalam kejadian yang lama
yosie apriliani 1113046000162
Seperti hari-hari biasanya umiku pergi ke pasar parung panjang setiap pagi sekitar jam setengah delapan untuk mengambil uang pembayaran atas pinjaman uang atau kredit barang dari konsumen-konsumennya yang berjualan di pasar itu, pagi itu aku ikut mengantarkan umiku. Pasar yang besar dengan gedung yang sudah kumuh berlantai dua, yang dikelilingi oleh jalan-jalan yang juga menjadi tempat berdagang bagi yang tidak mendapatkan tempat untuk berdagang di dalam gedung pasar, membuat jalan itu menyempit dan sulit di lewati bagi pengguna sepeda motor maupun mobil atau angkutan umum, bahkan sesekali terjadi macet di jalanan sekeliing pasar itu.
Hamparan terpal yang menutupi sebelah kanan dan kiri bahu jalan yang digunakan untuk berdagang, mayoritas pedagang yang memenuhi bahu jalan yaitu para pedagang sayur-sayuran dan hanya beberapa saja penjual gelas atau piring kaca, daging ayam, bumbu, dan lain-lainnya. Pagi itu pasar sangat ramai di penuhi oleh para ibu rumah tangga yang ingin berbelanja yang sibuk dengan tawar-menawar mereka dengan pedagang sayuran, dan teriakan para pedangang untuk mempromosikan dagangannya yang tak lama kemudian sudah dipenuhi oleh para pencari bahan-bahan untuk memasak. Deretan ruko-ruko di samping pasar yang menjual mebel atau furniture, beberapa tempat penitipan motor, penjual peralatan elektronik, dan di paling ujung jalan terdapat toko yang menjual berbagai macam petasan dari ukuran yang terkecil sampai yang terbesar. Di belakang pasar terdapat stasiun kereta api parung panjang, untuk tujuan jakarta kota dan merak. Yang selalu dipenuhi oleh para penumpang kereta dengan tujuannya masing-masing, dan para tukang ojek yang memenuhi depan stasiun untuk mencari para penumpangnya.
                Sekitar jam sebelas siang mulai terasa sangat panas, tidak seramai waktu pagi aku sampai di pasar, tempat yang sejak pagi tadi di penuhi oleh para pedagang kini beberapa yang sudah ada  kosong. beberapa pedagang sayur sudah berkemas, merapihkan dagangannya yang sudah habis dan beranjak pulang. Pedagang yang berdagang di bahu jalan sudah tidak ada, membuat jalanan di sekeliling pasar sedikit meluas tidak terhalang lagi oleh para pedagang sayuran itu dan memudahkan para pengguna jalan untuk melewatinya.
                sore hari aku hendak pergi kerumah teman, yang kebetulan melewati pasar parung panjang. Tidak ada penjual sayuran ataupun daging ayam dan lain-lain, tetapi sudah di gantikan oleh penjual aneka buah-buahan, beberapa penjual gorengan dan penjual batagor yang di panggul maupun yang menggunakan gerobak. Cukup sepi untuk ukuran pasar, tetapi berbeda dengan stasiun belakang pasar yang sedang ramai-ramainya karna banyak orang-orang yang pulang seusai kuliah atau bekerja seharian, suasana yang di penuhi oleh teriakan para tukang ojek dan kenek angkutan umum yang sibuk mencari para penumpangnya.
Sepulang aku dari rumah temanku sekitar jam tujuh malam, semua sudah gelap, tinggal beberapa ruko-ruko yang masih terbuka, gerobak mpek-mpek yang masih menunggu para penggemarnya dan beberapa angkutan umum dan ojek yang masih setia menunggu para penumpangnya di stasiun kereta. Hal yang sama mungkin akan terjadi di pasar ini besok dan seterusnya. Akupun beranjak pulang ke rumahku.
               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar