Kamis, 09 April 2015

Suasana Malam Didepan Kontrakan




Nama    : Imam Gunadi
NIM       : 1113046000018

 Suasana Malam Didepan Kontrakan

Pukul 10.00 WIB disuatu malam di teras kontrakan temanku, terlihat bulan purnama yang bersinar terang menyinari malam yang gelap. Dimalam yang gelap dan berhawa dingin tetapi ramai, terdengar suara pak Dede seorang pedagang siomay melantunkan suaranya yang unik untuk menarik pelanggan disekitar kontrakan. Terlihat beberapa sosok orang yang menghampiri pak dede untuk merasakan kenikmatan siomaynya, dan termasuk akupun ikut menghampiri pak dede untuk merasakan kenikmatan siomaynya.
Terdengar suara gemericik suara penggorengan siomay sampai terlihat minyak yang berloncat-loncatan dan terlihat juga asap yang ber-aroma siomay yang direbus didalam panci. Kulihat pak dede mulai memotong-motong siomaynya menggunakan pisau sekaligus garpunya. Kuambil sejumlah uang dikantongku untuk membayar siomaynya. Kurasakan rasa siomay yang begitu gurih dengan bumbu kacang yang ditaburi saus pedas dan kecap.
Lima menit kemudian, datanglah pak komar si pedagang nasi goreng dengan gerobak bututnya. Lalu mulai terdengan gesekan spatula khas pedangang nasi goreng. Lalu mulai tercium oroma nasi goreng yang menusuk hidung hingga membuatku terbatuk-batuk.
Satu jam kemudian pedagang-pedagang didepan kontrakan pun mulai bepergian untuk mencari tempat yang lebih ramai atau pulang kerumah masing-masing jika dagangannya sudah laku atau habis.
Terlihat tetangga kontrakan disamping kanan sudah mulai mematikan lampunya untuk beranjak tidur, dan terlihat tetangga disebelah kiri yang ramai karena dikunjungi teman-temannya, dan terdengar petikan suara alat musik gitar yang merdu sampai membuatku terasa mengantuk sampai menguap.
Terlihat kelalawar-kelalawar yang bergelantungan diranting pohon jambu didepan kontrakan, kemudian terlihar se-ekor burung kutilang milik tetangga yang tidur dengan menyembunyikan kepalanya didalam sayapnya. Tak kalah saing dengan kelalawar-kelalawar dan burung kutilang, suara-suara jangkrik yang berirama bagaikan paduan suara. Angin mulai berhembus kencang sampai menusuk tulang rusukku, hingga kupakai jaket tebalku untuk mengatasi hembusan angin yang sangat dingin.
Seiring berjalannya waktu, satu persatu lampu-lampu kontrakanpun padam dan jalanan didepan kosan-pun lama-kelamaan menyepi. Kulihat beberapa sosok orang yang berpatroli disekitar kampong untuk menjaga keamanan serta kenyamanan saat tidur. Kulihat dan kudengar mereka mulai memukul-mukulkan kentongannya untuk memanggil teman-teman yang ditugaskan berjaga malam, satu-persatu orang menghampiri sekelompok orang yang berpatroli. Tidak lama kemudian mataku pun mulai berair dan berwarna merah saat melihat cermin yang tergantung didepan kontrakan, mulut yang mulai menguap dan tubuh yang terasa begitu lemas. Kelangkahkan kakiku menuju kamar tidur, lalu ke aktifkan jam alarm dikamarku dan kutarik selimutku, kutatap kedepan jendela dengan tubuh yang sudah berbaring, masih terlihat bulan purnama yang begitu terang dan diselimuti awan tipis yang melewatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar