Selasa, 07 April 2015

Senja di Pantai Sawarna


          
Asma Karimah (1113046000055)
          
          Pukul lima, suatu senja yang damai di Pantai Sawarna. Matahari yang sudah condong jauh ke barat yang sepertinya akan tenggelam di balik karang besar itu masih memancarkan sisa sinarnya. Terasa hangat sinar itu merasuk. Dilengkapi angin sore yang damai hendak meniup ujung kerudung ku dengan lembut.
            Pada saat seperti ini, kebanyakan orang-orang berjalan menyusuri pantai entah itu berjalan sendiri, bersama teman atau bersama pasangannya. Terlihat romantis dengan tangan yang bergandengan mengayun  ke depan kemudian ke belakang, beriringan dengan langkah kaki. Anak-anak kecil yang begitu polosnya hendak mengejar anak kepiting yang lari berhamburan saat di kejar. Ada yang sampai terjatuh mungkin terlalu bersemangat melihat kepiting-kepiting kecil itu, terlihat begitu menggemaskan. Di seberang jalan sekitar empat puluh meter dari jarak aku duduk di atas karang ini, banyak pula orang-orang yang hendak menaiki mobilnya, mungkin mereka akan kembali ke homestay atau mencari rumah makan sekitar mengisi perut yang mulai berontak kelaparan. Di hadapan ku, teman-teman ku tertawa begitu meriah saat berfoto ria. Ghilman teman ku hanya berdiam diri terduduk di ujung karang yang besar, memandang pemandangan laut yang amat menakjubkan. Sesekali ia terkena cipratan ombak air laut yang cukup besar dan keras menabrak karang. Terbasahi. Tapi ia tidak merasa terganggu oleh ombak itu. Masih dalam diamnya memandang laut yang terhampar sejauh mata memandang. laut itu sepertinya sedang menghipnotisku. Aku seperti ditarik olehnya untuk mendekat dan menghampiri laut itu. Mengerikan tapi sungguh menakjubkan.
            Di sekelilingku yang jelas terdengar adalah ombak laut, sesekali ombak itu besar menghantam karang tapi sesekali ombak itu juga terlihat kecil dan pelan. Begitu damai aku merasakan senja ini. saat aku hendak melihat sekitar pantai, nampaknya orang-orang sudah bersiap-siap untuk pulang ke penginapannya masing-masing. Sudah terlihat sepi sekitar pantai. Matahari pun sebentar lagi akan menenggelam. Sinar cahayanya mulai hilang di balik karang besar dihadapanku. Aku dan teman-teman bersiap untuk kembali, bersiap untuk makan makan besar malam ini. 


2 komentar:

  1. Gaya bahasanya sangat indah, seperti membaca puisi. Bahasanya benar-benar anggun, namun lagi-lagi penulisannya masih ada beberapa yang kurang tepat, seperti "homestay, di hadapan ku, Ghilman teman ku"
    harusnya "home stay, di hadapanku, dan untuk (Ghilman, temanku)" ^^

    BalasHapus
  2. Cara berceritanya meski singkat tapi asik, sayangnya Asma kurang berani menulis lebih panjang mengenai Senja Pantai Sawarna. Saat menulis jangan ragu untuk mengenceknya di KBBI atau EYD.

    BalasHapus