Asma Karimah (1113046000055)
Pukul
lima, suatu senja yang damai di Pantai Sawarna. Matahari yang sudah condong jauh
ke barat yang sepertinya akan tenggelam di balik karang besar itu masih
memancarkan sisa sinarnya. Terasa hangat sinar itu merasuk. Dilengkapi angin
sore yang damai hendak meniup ujung kerudung ku dengan lembut.
Pada saat seperti ini, kebanyakan
orang-orang berjalan menyusuri pantai entah itu berjalan sendiri, bersama teman
atau bersama pasangannya. Terlihat romantis dengan tangan yang bergandengan
mengayun ke depan kemudian ke belakang, beriringan dengan langkah kaki. Anak-anak kecil yang begitu polosnya hendak mengejar anak
kepiting yang lari berhamburan saat di kejar. Ada yang sampai terjatuh mungkin
terlalu bersemangat melihat kepiting-kepiting kecil itu, terlihat begitu menggemaskan.
Di seberang jalan sekitar empat puluh meter dari jarak aku duduk di atas karang ini,
banyak pula orang-orang yang hendak menaiki mobilnya, mungkin mereka akan
kembali ke homestay atau mencari rumah makan sekitar mengisi perut yang mulai berontak kelaparan. Di hadapan ku,
teman-teman ku tertawa begitu meriah saat berfoto ria. Ghilman teman ku hanya
berdiam diri terduduk di ujung karang yang besar, memandang pemandangan laut
yang amat menakjubkan. Sesekali ia terkena cipratan ombak air laut yang cukup besar dan keras menabrak karang. Terbasahi. Tapi ia tidak merasa terganggu oleh ombak itu.
Masih dalam diamnya memandang laut yang terhampar sejauh mata memandang. laut itu sepertinya sedang menghipnotisku. Aku seperti ditarik olehnya untuk mendekat dan menghampiri laut itu. Mengerikan tapi sungguh
menakjubkan.
Di sekelilingku yang jelas terdengar
adalah ombak laut, sesekali ombak itu besar menghantam karang tapi sesekali
ombak itu juga terlihat kecil dan pelan. Begitu damai aku merasakan senja ini. saat aku hendak melihat sekitar pantai, nampaknya
orang-orang sudah bersiap-siap untuk pulang ke penginapannya masing-masing. Sudah
terlihat sepi sekitar pantai. Matahari pun sebentar lagi akan menenggelam. Sinar
cahayanya mulai hilang di balik karang besar dihadapanku. Aku dan teman-teman
bersiap untuk kembali, bersiap untuk makan makan besar malam ini.
Gaya bahasanya sangat indah, seperti membaca puisi. Bahasanya benar-benar anggun, namun lagi-lagi penulisannya masih ada beberapa yang kurang tepat, seperti "homestay, di hadapan ku, Ghilman teman ku"
BalasHapusharusnya "home stay, di hadapanku, dan untuk (Ghilman, temanku)" ^^
Cara berceritanya meski singkat tapi asik, sayangnya Asma kurang berani menulis lebih panjang mengenai Senja Pantai Sawarna. Saat menulis jangan ragu untuk mengenceknya di KBBI atau EYD.
BalasHapus