Liza Fatmawati Rusman
1113046000053
Begitu pintu tangga darurat kubuka, udara pengap dan panas yang aku
rasakan saat itu, suara para mahasiswa pun masih terdengar jelas di tangga
darurat lantai 3. banyak sekali abu rokok berserakan di lantai, ada beberapa
potongan rokok juga di lantai itu. Di belakang pintu ada sebuah kain pembersih
lantai dengan warna hijau dan bercorak hewan, kain pembersih itu terlihat
sangat kotor dan berbau yang menusuk tajam ke hidung ku. Di sebelahnya ada sapu
yang berwarna biru dan kuning, dan ada juga tempat sampah yang berdekatan
dengan sapu tersebut. Tempat sampah itu di penuhi dengan berbagai bentuk sampah
dari botol air mineral, kertas, bungkus makanan dan banyak lagi.
Di sebelah kanan pintu aku melihat sebuah lemari bekas
berwarna coklat muda, pintu sebelah kanan dari lemari itu tidak bisa di kunci
lagi dan di atas lemari itu terdapat sebuah kotak yang berisi barang-barang
bekas. Di depan lemari itu aku juga melihat meja dosen berwarna coklat yang
terbuat dari kayu dan sudah tidak terpakai lagi, di atasnya ada kursi mahasiswa
yang berwarna coklat sudah rusak dan tidak bisa di gunakan lagi.
Ketika aku menuruni tangga darurat, aku melihat lantai
yang sangat kotor seperti tidak pernah dibersihkan. aku juga melihat ada sebuah
papan informasi yang berdiri tegap tepat di hadapanku, papan informasi itu
lebih tinggi dari pada aku. Ada beberapa kertas pengumuman di papan informasi
itu dan ada juga coretan bekas dari spidol yang menempel di papan informasi
itu. Papan informasi terlihat sangat kotor dan tidak rapi.
Aku semakin tidak nyaman dengan udara yang semakin
panas, aku cepat-cepat menaiki tangga segera membuka pintu dan pergi dari
ruangan yang sangat panas itu.
pengembangan pengamatannya terhadap ruangan cukup jelas, penggunaan panca indra terhadap ruangan juga lumayan, tapi pengolahan kata dalam menggambarkan suasana ruangan kurang, dalam artian penggambaran penulis terhadap ruangan kurang variatif.
BalasHapus