Kamis, 09 April 2015

MERIAHNYA STADION GELORA BUNG KARNO MALAM ITU



DESKRIPSI BERBAGAI KEJADIAN DALAM WAKTU YANG LAMA
DIMAS AULIANTORO
1113046000032

MERIAHNYA STADION GELORA BUNG KARNO MALAM ITU
           
Tepat pukul lima sore, aku dan dua orang temanku tiba di salah satu stadion terbesar di Indonesia yang terletak di Jakarta untuk menyaksikan pertandingan sepak bola antara Indonesia u19 melawan Korea Selatan u19. Begitu sampai pintu masuk parkiran, kami harus membayar karcis parkir sebesar Rp.5.000 untuk bisa masuk ke dalam stadion. Sesampainya di parkiran motor, aku melihat tempat parkir sudah dipenuhi oleh motor-motor yang telah tiba terlebih dahulu dan terlihat juga banyak ditanami pepohonan, udaranya pun terasa sejuk dengan angin yang tertiup pelan. Karena masih banyak motor-motor yang sedang mengantri agar dicarikan termpat parkir oleh tukang parkir di stadion itu, kami pun ikut mengantri agar dicarikan tempat parkir. Setelah setengah jam menunggu akhirnya kami mendapatkan tempat parkir di dekat pohon beringin yang sudah lumayan besar.
            Begitu turun dari sepeda motor, kami langsung bergegas menuju pintu gerbang pertama untuk membeli tiket. Sesampainya di pintu gerbang pertama, kami harus menunggu antrian untuk dapat masuk, karena pintu gerbang tidak dibuka sepenuhnya. Disekelilingku terlihat orang-orang membawa atribut seperti bendera, spanduk, syal dan tidak jarang juga ada yang melukis mukanya dengan cat yang berwarna merah dan putih.. Setelah aku dan temanku dapat memasuki pintu gerbang pertama, kami langsung disambut oleh sederet pedagang-pedagang atribut timnas Indonesia seperti baju, syal dan pernak pernik tentang timnas Indonesia berjejer rapih di samping kanan dan kiri. Tidak lama setelah itu, aku mendengar suara sorak-sorakan dan bunyi gendrungan drum pendukung Indonesia yang sangat ramai dari dalam stadion. Aku pun semakin bersemangat dan tidak sabar masuk ke dalam stadion untuk menyaksikan pertandingannya. Kami pun langsung menuju loket penjualan tiket karena takut kehabisan, jalan kami pun tidak bisa cepat karena begitu ramainya orang yang ingin membeli tiket atau orang yang ingin menuju ke pintu gerbang kedua. Jarak antara pintu gerbang pertama dan loket penjualan tiket sekitar 100 meter dan pintu loket berada tidak jauh dari pintu gerbang kedua. Setelah hampir sampai loket, terdengar calo tiket mengatakan bahwa tiket sudah habis di loket, mereka pun menawarkan harga tiket yang lebih mahal dari harga aslinya. Setelah sampai di loket, ternyata masih banyak yang mengantri dan antriannya tidak terlalu panjang karena ada tiga loket yang dibuka dari lima loket yang ada. Aku dan teman-temanku pun langsung ikut mengantri. Dari kejauhan, aku melihat masih banyak tiket yang tersedia di loket tersebut.
            Langitu pun sudah mulai gelap dan angin yang berhembus petang itu sangat kencang seperti ingin turun hujan. Setelah mendapatkan tiket di kelas kategori tiga dengan harga sebesar Rp.50.000, kami langsung menuju pintu gerbang kedua yang terlihat seperti gerbang-gerbang istana yang dijaga oleh aparat kepolisian yang bertugas untuk memeriksa penonton yang membawa tiket atau tidak. Setelah masuk ke pintu gerbang kedua terlihat banyak sekali orang-orang yang masih berada diluar stadion dan sedang mencari-cari pintu masuk loket sesuai tiket yang dibelinya. Tidak jarang juga ada yang mengelilingi stadion hanya untuk mencari loket masuk. Seperti halnya aku, mereka nampak sangat antusias menonton pertandingan di malam Minggu ini. karena ini pertandingan yang sangat menentukan peluang timnas Indonesia lolos atau tidak menuju putaran final Piala Asia. Aku dan teman-temanku akhirnya sampai di pintu 7, pintu masuk untuk tiket di kelas kategori 3, kami pun mengantri untuk masuk ke dalam stadion karena begitu ramai orang yang membeli tiket kategori 3 dibanding kelas VIP dan VVIP.  Pada saat kami ingin masuk ke dalam stadion, tiket kami di periksa lagi oleh panitia-panitia pertandingan, tas-tas kami juga ikut diperiksa karena tidak boleh membawa botol minum ke dalam stadion. Setelah aku dan teman-temanku selesai diperiksa oleh panitia, kami langsung menuju ke kategori 3 yang berada di lantai tiga stadion Gelora Bung Karno.
15 menit sebelum pertandingan dimulai, aku dan teman-temanku tiba di dalam stadion, tepatnya di kategori 3, dari dalam terlihat isi stadion yang sangat megah dan semua tempat duduk di isi penuh oleh penonton, ada yang datang dengan keluarganya, temannya, pacarnya, bahkan ada pendukung yang jauh-jauh datang seperti dari Malang, Solo, dan masih banyak lagi dengan membentangkan spanduk yang dibawa dan di ikat dipagar pembataas lapangan dan bangku penonton. Kami pun langsung mencari tempat duduk yang masih kosong, dan tidak lama kami langsung mendapatkan tempat duduk yang berada paling atas. Hembusan angin sangat terasa olehku, muungkin karena aku dan teman-temanku berada paling atas dan hujanpun sudah mulai turun. Kami pun tidak terkena hujan karena stadion itu ditutupi oleh atap yang besar di atasnya.. Sorak-sorakan dan nyanyian yang di barengi dengan bunyi drum telah dimainkan saat aku sampai di dalam stadion, ternyata kedua kesebelasan sedang melakukan pemanasan yang di pandu oleh pelatihnya masing-masing. Aku pun semakin bersemangat dan ikut menyanyikan yel-yel yang memang sudah sangat familiar di telinga pendukung sepak bola Indonesia. Tidak lama setelah itu, kedua kesebelasan masuk ke dalam kamar ganti untuk bersiap memulai pertandingan.
Tepat pukul tujuh, aparat polisi memasuki stadion, berbaris disisi lapangan dan menghadap kearah penonton untuk mengawasi kerusuhan yang mungkin timbul. Setelah itu kedua kesebelasan memasuki lapangan diiringi oleh Fifa Nasional Anthem. Kedua tim langsung berbaris dan bergantian menyanyikan lagu kebangsaan negaranya masing-masing. Pada saat lagu Indonesia Raya berkumandang, stadion terasa bergetar karena semua penonton menyanyikannya dengan sangat semangat. Saat pertandingan baru dimulai, terlihat banyak kembang api yang dinyalakan oleh suporter-suporter yang ada di stadion itu untuk memeriahkan isi lapangan. 45 menit pertama pun selesai dengan kedudukan imbang 0-0, hujan pun masih mengguyur lapangan. Aku dan teman-temanku merasa haus karena sepanjang pertandingan kami tidak henti-hentinya bernyanyi dan bersorak-sorak sambil berdiri, bahkan bangku yang tersedia seakan tidak berguna, karena hampir semua penonton menonton dengan posisi berdiri. Ternyata di dalam stadion ada pedagang minuman keliling, aku langsung memanggil pedagang itu dan membeli dua botol minum. Setelah itu kedua tim kembali memasuki lapangan yang sedikit tergenang air untuk melanjutkan babak kedua. Wasit langsung meniup peluit babak kedua menandakan pertandingan telat dimulai, hujan yang dari tadi turun lumayan deras, sekarang berubah hanya gerimis-gerimis kecil, udara malam itu juga terasa dingin sehingga tidak menyurutkan semangat penonton untuk terus mendukung timnas Indonesia. Pada saat menit ke-90 pertandingan diperkirakan terjadi imbang, tenyata Evan Dimas membuat goal, seketika seluruh isi stadion langsung bersorak seolah-olah rasa lelah yang selama 90 menit berteriak terus menerus  hilang dan semangat langsung berkobar kembali. Tidak lama setelah goal terjadi, peluit panjang ditiupkan oleh wasit dan menandakan pertandingan telah selesai. Kembang api langsung mengisi langit-langit stadion terasa seperti saat pergantian tahun baru yang tiada henti-hentinya, yel-yel dan suara drum juga semakin kencang bergemuruh.
Setelah euforia pertandingan malam itu sudah selesai, aku dan teman-temanku bergegas turun untuk keluar dari stadion, karena pintu keluar keluar stadion yang hanya muat tiga baris kesamping, maka kami bersabar antri untuk dapat keluar. Setelah dapat keluar dari stadion, kami pun langsung menuju parkiran. Pedagang-pedagang yang berjualan di gerbang masuk satu  tadi, terlihat sedang  merapihkan dan membungkus barang dagangannya kembali, dan bersiap-siap pulang untuk pulang. Pada saat keluar gerbang satu, aku mencium aroma nasi goreng yang langsung membuat perutku terasa lapar karena banyak tenaga yang dikeluarkan pada saat menonton pertandingan tadi. Akhirnya aku dan temanku memutuskan untuk makan nasi goring terlebih dahulu karena perut kami yang sudah terasa sangat lapar. Kami pun menikmati dengan lahap nasi goreng  yang rasanya lumayan enak itu. Setelah selesai makan, kami pun langsung menuju ke parkiran untuk mengambil motor. Motor-motor yang tersisa terlihat hanya tinggal beberapa saja mungkin karena tadi kami terlalu lama saat membeli nasi goreng. Tepat pukul sebelas malam, aku dan temanku keluar dari parkiran. Karena hari sudah malam, maka kami memutuskan untuk menginap di salah satu rumah temanku yang berada di daerah Senayan.
Keesokan harinya pada pukul lima dan langit masih gelap, temanku membangunkan ku bersiap untuk jogging di area stadion Gelora Bung Karno. Tetapi, saat kami menuju kesana di pagi ini, gerbang pertama dibuka dengan lebar, pada saat memasuki gerbang utama terlihat banyak sekali sampah yang berserakan ditempat yang semalam dijadikan untuk berjualan atribut timnas itu. Sesampainya di pintu gerbang kedua dan kami langsung masuk tepat di luar stadion seperti saat semalam mencari loket masuk, karena memang area ini seringkali dipakai untuk jogging di hari Minggu pagi seperti ini. tidak  lama kemudian, aku melihat semakin banyak orang-orang yang berdatangan dengan pakaian olahraga untuk melakukan jogging diluar tepat diluar stadion yang berbentuk bulat. Matahari pun sudah mulai muncul, semakin ramai yang melakukan jogging disitu, bahkan tidak hanya jogging, ada juga beberapa ibu-ibu melakukan senam dengan musik yang ngebeat dan beberapa penjual minuman dan es krim sedang menjajaki barang dagangannya sambil menunggu ada pembeli yang datang di pinggir tempat jogging itu. Setelah hari semakin siang, aku dan temanku beristirahat dan membeli minum. Setelah selesai beristirahat, kami kembali kerumah temanku dan aku bersiap untuk pulang kerumahku di Depok. Mungkin sampai sore atau malam, area stadion itu akan ramai walaupun tidak ada pertandingan bola, tetapi area itu sering di pakai banyak komunitas berkumpul disitu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar