Pukul enam pagi aku memulai
setiap aktifitas ku. Pagi ini aku mulai merapikan setiap keperluan ku untuk ke
kampus. Setelah semua nya selesai aku melangkahkan kaki ku menuju kampus.
Sesampainya aku di depan gang rumah ku, pasar gintung sudah di padati para
penjual sayur. Di sebelah kiri gang ku, ada penjual soto ayam dan bubur ayam
pelanggannya bukan hanya dari sekitar gang ku. Namun banyak juga para pekerja
yang berhenti hanya untuk mengisi perut mereka sebelum sampai di tempat kerja
mereka.
Pedagang sayur di padati oleh
pembeli yang rata-rata tergolong ibu rumah tangga, semua pedagang sayur menjajakan
dagangan yang sama. Angkot di depan gang rumah ku berderatan untuk menunggu
penumpang yang naik, angkot jurusan bintaro-lebak bulus dan pondok
jagung-gintung.
Deretan ruko yang berlantai dua
dan tiga juga ada di pasar itu, para pemilik ruko menjajakan dagangannya dari
yang menjual sembako, mie aceh, nasi uduk dan nasi padang. Di seberang ruko itu
aku melihat sebuah kios yang sangat sederhana dan seorang ibu paruh baya sedang
membolak-balik jajanan pasar yang sederhana tapi sangat nikmat yaitu surabi.
Ibu itu menjual berbagai macam surabi dari surabi original, coklat, strawberry,
durian dan lainnya lagi.
Di samping kios surabi itu juga
ada kios batu akik, tapi pagi ini kios batu akik itu belum di buka. Kios batu
akik itu dibuka sekitar jam sepuluh pagi sampai malam, kios batu akik selalu di
ramaikan oleh pengoleksi dari yang muda sampai yang sudah tua.
Jam sudah menunjukkan pukul
setengah sepuluh, para pedagang sayur sudah mulai pergi dari pasar itu dan
mendorong gerobaknya untuk menjualkan dagangan nya ke rumah-rumah. Lima belas
meter dari depanku, aku melihat seorang ibu tua sedang mendorong gerobak kecil
dan menawarkan dagangannya. Aku sangat kasihan melihat ibu itu, aku
menghampirinya dan melihat ada empat buah donat serta beberapa kue yang lain.
Tapi aku tertarik untuk membeli donatnya saja, aku membeli semua donatnya.
Siang yang begitu terik namun
orang-orang tetap melakukan aktifitasnya dan kendaraan terus saja melaju dengan
santainya tanpa merisaukan cuaca yang begitu panas. Di sisi pasar sebelah kiri
terdapat dua toko minimarket dan di depannya ada dua orang tukang parkir yang
begitu ramah kepada pengendara yang singgah ke minimarket tersebut. Para
pelajar yang baru pulang dari sekolah singgah membeli beberapa minuman untuk
menyegarkan tenggorokan mereka yang kehausan dan lelah setelah mengikuti
pelajaran dari pagi sampai siang hari.
Jam tangan ku menunjukkan pukul
lima sore, tiba-tiba aku ingin sekali makan roti cane susu keju. Aku berjalan
menuju pasar yang ada di depan gang rumah ku, aku langsung belok ke kiri dan
sekitar dua menit aku sudah berada tepat di warung “samudera pasee”. Aku
lansung didatangi oleh pelayan warung itu, yang sudah lama ku kenal. Aku
langsung memesan roti cane kesukaanku. Ketika aku sedang menunggu pesanan, aku
melihat gerobak dorong lewat di depan
warung itu. di kaca gerobak itu tertulis “nasi goreng”, pedagang nasi goreng
itu setiap sore sampai malam selalu menjual nasi goreng di pasar gintung. Di
samping pedagang nasi goreng, ada satu gerobak lagi yang menjual ayam penyet. Pedagang
ayam penyet sangat sibuk melayani pelanggan yang menikmati ayam penyet
buatannya. Di depan warung “samudera pasee” juru parkir sibuk mengatur
kendaraan yang ingin singgah ke warung itu.
Senja sudah menyapa langit pasar
gintung, aku pun langsung pulang ke rumah untuk menjalankan ibadah shalat
maghrib. Besok pagi pasar gintung juga akan di ramaikan kembali oleh para
pedagang sayur dan para pedagang lainnya. Selamat malam pasar gintung….
Kata-katanya sudah cukup bagus, akan tetapi ada beberapa kata yang masih belum konsisten dalam penulisan seperti "dagangan-nya" seharusnya di gabungkan jadi "dagangannya" :)
BalasHapussecara garis besar jalan cerita deskrpsi sudah bagus, EYD juga sesuai. selain penggunaan kata yang konsisten, hendaknya kata serapan yang menggunakan bahasa asing diberi garis miring.
BalasHapus