Stasiun Kereta Api Sudimara
Irma Apriyanti
Di pagi hari yang cerah di
stasiun sudimara jam menunjukkan pukul enam pagi, tempat yang cukup luas untuk
pemberhentian kereta yang berada di Jalan Jombang Raya, halaman loket untuk
penumpang membeli tiket yang berjajar ke samping ada lima buah loket yang sudah
terbuka dan satu per satu penumpang berdatangan antri untuk membeli tiket. Di
dalam loket ada dua petugas wanita dan tiga petugas pria yang melayani
pembelian tiket, aku mendengar mereka berucap sangat santun.
Terdapat banyak orang yang berdagang di pinggiran jalan
maupun di depan halaman parkir stasiun, kalau masih pagi seperti ini biasa nya
ada tukang bubur ayam yang berada di sebrang stasiun, dan ternyata tukang bubur
ayam itu sudah buka beberapa menit yang lalu, terlihat sudah banyak pembeli
yang makan di tempat itu karena cocok untuk mengisi perut ketika hari masih
pagi. Tidak jauh dari tempat tukang bubur berada, ada pedagang nasi uduk yang menggunakan
nampan plastik yang di bawa nya, ia memang tidak punya tempat menetap untuk
berjualan tetapi dengan nampan saja dagangan nya sudah cukup komplit dan banyak
di minati.
Di depan halaman parkir yang
berhadapan langsung ke jalan raya ada sebuah saung kecil di dalam nya terdapat
sebuah meja terbuat dari kayu ada beberapa cermin yg ditempatkan di sisi, tempat ini sudah di punyai seorang pedagang
buah yang sudah lama mencari nafkah nya di sini, seorang kakek yang menunggu
tempat ini, sebelum dagangan nya mulai diperjual belikan, kakek itu terlihat
membersihkan dan mencuci buah-buah segar yang baru saja turun dari mobil box
yang di parkir tidak jauh dari tempat nya berdagang.
Halaman parkir motor dan mobil
yang sangat luas terbagi menjadi dua tempat, berada di sebelah kanan loket ada
parkiran khusus untuk parkiran mobil, pemuda berseragam sudah terlihat memegang
pulpen dan tiket parkiran untuk mencacat mobil yang memarkir di tempat nya. Di
sebelah kiri dari parkiran mobil, ini adalah tempat untuk parkiran motor yang
luas nya dua kali lipat dari pada parkiran mobil yang hanya luas nya kurang
lebih 400 meter. Karena jumlah motor yang lebih dominan, petugas parkir motor
tidak hanya satu atau dua orang, tetapi ada lima petugas yang siap menjaga dan
menyusun posisi kendaraan bermotor milik penumpang yang naik kereta.
Masuk ke dalam stasiun, ada beberapa
rel atau peron kereta yang memang sudah tempat dan jalur nya di sana, terlihat
ada petunjuk arah jika ke arah kanan itu tujan ke jakarta kota dan jika ke arah
kiri itu tujuan ke merak, dengan di sediakan bangku besi untuk para penumpang
yang sekira nya menunggu kedatangan kereta, di sepanjang jalan stasiun sudah di
aspal rapi, dan tidak ada sampah yang berserakan, karena baru saja dinas
kebersihan membersihkan tempat disini terlihat ia yang mengenakan baju orens
membawa sapu sambil membersihkan perlahan jalanan-jalanan yang masih berserakan
sampah.
Seketika telinga ku di bisingkan
oleh pengeras suara yang berasal dari dalam ruang kantor stasiun yang
memberitahukan jadwal keberangkatan kereta yang akan tiba di stasiun ini. Dan
bersamaan dengan para penumpang yang ingin berangkat kerja menggunakan jasa
kereta api, jadi stasiun pagi ini sudah mulai di penuhi oleh penumpang-penumpang
yang berpakaian rapi kebanyakan memakai baju kantor dan ber sepatu kulit, dan
ada salah satu penumpang yang lewat di depan ku, begitu harum sekali minyak
wangi yang di pakai nya. Tak lama lagi kereta akan segera tiba karena sudah di
aba-aba kan oleh petugas, terdengar bunyi suara lagi dan kali ini bukan suara
yang asal nya dari pengeras suara, bunyi nya cempreng sekali “
priiiiittttt” kurang lebih seperti itu bunyi nya, itu adalah bunyi peluit yang di tiup oleh petugas yang berjaga
di depan peron. Itu menandakan kepada para penumpang yang ingin naik agar
berhati-hati dan tidak melewati garis aman dari masing-masing peron.
Setiba nya kereta di stasiun ini,
pas sekali dengan waktu yang di jadwal kan, pukul 09:00 kereta commuer line tiba di jalur 2 stasiun
sudimara, aku pun sudah membeli tiket dan ikut naik bersamaan para pekerja, di
dalam kereta penuh sesak orang yang ingin berangkat beraktifitas, sampai-sampai
tidak kebagian tempat duduk, dan terpaksa dan memang salah satu cara untuk aman
di dalam kereta yang penuh sesak itu adalahdengan berdiri dan sudah di siapkan
untuk para penumpang yang berdiri, berbentuk lingkaran yang terbuat dari besi,
guna untuk berpegangan agar nyaman walaupun berdiri.
Di dalam kereta yang pendingin
udara nya cukup menyegarkan pernapasan, para penumpang yang kebagian tempat
duduk, ada yang tertidur sambil menunggu tempat pemberhentian yang ia tujukan.
Seorang bapak-bapak yang berdiri dekat pintu kereta sedang mengobrol dengan
rekan nya dengan sedikit canda terlihat dari wajah nya yang riang sekali
membicarakan sesuatu.
Sekitar pukul 10:00 kereta
kembali lagi di Stasiun Sudimara, untuk
kembali mengangkut dan mengantar kan para penumpang ke stasiun tempat tujuan.
Aku pun sudah tiba kembali setelah perjalanan singkat naik kereta, sesampai nya
di stasiun baru turun dari rangkaian kereta commuter
line, ada seorang petugas pria yang berdiri di depan pintu kereta yang
berpakaian seragam seperti satpam, terlihat dari pakaian nya sudah lengkap
dengan topi dan membawa peluit dan beberapa perlengkapan lain nya. Petugas itu
sedang berbicara pada salalh satu penumpang wanita yang mungkin kurang tahu
dengan jadwal keberangkatan.
Stasiun tidak lagi penuh dengan
para pekerja lagi, kalau siang hari ini hanya beberapa penumpang saja yang
terlihat di stasiun ini. Aku berjalan menuju pintu keluar, sudah terdengar dari
jarak jauh teriakan-teriakan tukang ojek yang menawarkan untuk memakai jasa
nya. Sebelum keluar dari stasiun aku harus menempel kan tiket agar bisa
terbukan, di situ sudah adabeberapa
mesin tab untuk penumpang yang
masuk dan keluar terlebih dahulu melewati mesin tersebut.
Suasana sudah siang berbeda
dengan tadi pagi yang masih sepi pedagang, terlihat sudah ramai para tukang
ojek yang menjajarkan motor nya ketika ada penumpang yang ingin di antarkan
nya, di sudut halaman stasiun, pedagang jilbab yan g sudah membuka dagangan
nya, seorang wanita cantik dan berjilbab yang menunggu datang nya para pembeli
dagangan nya.
Disamping kiri tukang jilbab, ada
yang berjualan siomay, harum nya aroma bumbu siomay itu membuat ku sekejap
menelan air liur, seperti nya aku mulai lapar, dan aku mampir di tukang siomay yang sudah di siap kan bangku plastik untuk
pembeli yang ingin makan di tempat.
Setelah mengisi perut, aku
melanjut kan perjalanan pulang yang melewati tempat parkiran motor stasiun,
terlihat sudah banyak kendaraan motor yang di titipkan di parkiran ini, di
dalam parkiran ada pos sederhana yang ukuran panjang nya kurang lebih sepuluh
meter, yang di gunakan untuk para petugas parkiran beristirahat sambil memantau
parkiran. Ada angkot yang sedang ngetem menunggu
angkot nya penuh dengan penumpang baru ia mau menyalakan mesin nya untuk cepat
berjalan.
Di samping aku berdiri ada nenek
tua yang kelihatan nya ingin menyebrangi jalan, tetapi menunggu keadaan jalanan
sepi, aku segera membantu nenek tua itu menyebrang jalan dengan perlahan dan
ketika jalan sudah sepi oleh para kendaraan bermotor maupun kendaraan roda
empat. Pukul dua siang aku meninggal kan stasiun sudimara menggunakan sepeda
motor yang ku titipkan di tempat parkir tadi, dan penglihatan ku tidak lagi melihat
keadaan di stasiun karena sekarang terfokus di jalan menuju rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar