Sabtu, 11 April 2015

Stasiun Kereta Api Sudimara



Stasiun Kereta Api Sudimara
Irma Apriyanti

Di pagi hari yang cerah di stasiun sudimara jam menunjukkan pukul enam pagi, tempat yang cukup luas untuk pemberhentian kereta yang berada di Jalan Jombang Raya, halaman loket untuk penumpang membeli tiket yang berjajar ke samping ada lima buah loket yang sudah terbuka dan satu per satu penumpang berdatangan antri untuk membeli tiket. Di dalam loket ada dua petugas wanita dan tiga petugas pria yang melayani pembelian tiket, aku mendengar mereka berucap sangat santun.
Terdapat  banyak orang yang berdagang di pinggiran jalan maupun di depan halaman parkir stasiun, kalau masih pagi seperti ini biasa nya ada tukang bubur ayam yang berada di sebrang stasiun, dan ternyata tukang bubur ayam itu sudah buka beberapa menit yang lalu, terlihat sudah banyak pembeli yang makan di tempat itu karena cocok untuk mengisi perut ketika hari masih pagi. Tidak jauh dari tempat tukang bubur berada, ada pedagang nasi uduk yang menggunakan nampan plastik yang di bawa nya, ia memang tidak punya tempat menetap untuk berjualan tetapi dengan nampan saja dagangan nya sudah cukup komplit dan banyak di minati.
Di depan halaman parkir yang berhadapan langsung ke jalan raya ada sebuah saung kecil di dalam nya terdapat sebuah meja terbuat dari kayu ada beberapa cermin yg ditempatkan di sisi,  tempat ini sudah di punyai seorang pedagang buah yang sudah lama mencari nafkah nya di sini, seorang kakek yang menunggu tempat ini, sebelum dagangan nya mulai diperjual belikan, kakek itu terlihat membersihkan dan mencuci buah-buah segar yang baru saja turun dari mobil box yang di parkir tidak jauh dari tempat nya berdagang.
Halaman parkir motor dan mobil yang sangat luas terbagi menjadi dua tempat, berada di sebelah kanan loket ada parkiran khusus untuk parkiran mobil, pemuda berseragam sudah terlihat memegang pulpen dan tiket parkiran untuk mencacat mobil yang memarkir di tempat nya. Di sebelah kiri dari parkiran mobil, ini adalah tempat untuk parkiran motor yang luas nya dua kali lipat dari pada parkiran mobil yang hanya luas nya kurang lebih 400 meter. Karena jumlah motor yang lebih dominan, petugas parkir motor tidak hanya satu atau dua orang, tetapi ada lima petugas yang siap menjaga dan menyusun posisi kendaraan bermotor milik penumpang yang naik kereta.
Masuk ke dalam stasiun, ada beberapa rel atau peron kereta yang memang sudah tempat dan jalur nya di sana, terlihat ada petunjuk arah jika ke arah kanan itu tujan ke jakarta kota dan jika ke arah kiri itu tujuan ke merak, dengan di sediakan bangku besi untuk para penumpang yang sekira nya menunggu kedatangan kereta, di sepanjang jalan stasiun sudah di aspal rapi, dan tidak ada sampah yang berserakan, karena baru saja dinas kebersihan membersihkan tempat disini terlihat ia yang mengenakan baju orens membawa sapu sambil membersihkan perlahan jalanan-jalanan yang masih berserakan sampah.
Seketika telinga ku di bisingkan oleh pengeras suara yang berasal dari dalam ruang kantor stasiun yang memberitahukan jadwal keberangkatan kereta yang akan tiba di stasiun ini. Dan bersamaan dengan para penumpang yang ingin berangkat kerja menggunakan jasa kereta api, jadi stasiun pagi ini sudah mulai di penuhi oleh penumpang-penumpang yang berpakaian rapi kebanyakan memakai baju kantor dan ber sepatu kulit, dan ada salah satu penumpang yang lewat di depan ku, begitu harum sekali minyak wangi yang di pakai nya. Tak lama lagi kereta akan segera tiba karena sudah di aba-aba kan oleh petugas, terdengar bunyi suara lagi dan kali ini bukan suara yang asal nya dari pengeras suara, bunyi nya cempreng sekali “ priiiiittttt” kurang lebih seperti itu bunyi nya, itu adalah bunyi  peluit yang di tiup oleh petugas yang berjaga di depan peron. Itu menandakan kepada para penumpang yang ingin naik agar berhati-hati dan tidak melewati garis aman dari masing-masing peron.
Setiba nya kereta di stasiun ini, pas sekali dengan waktu yang di jadwal kan, pukul 09:00 kereta commuer line tiba di jalur 2 stasiun sudimara, aku pun sudah membeli tiket dan ikut naik bersamaan para pekerja, di dalam kereta penuh sesak orang yang ingin berangkat beraktifitas, sampai-sampai tidak kebagian tempat duduk, dan terpaksa dan memang salah satu cara untuk aman di dalam kereta yang penuh sesak itu adalahdengan berdiri dan sudah di siapkan untuk para penumpang yang berdiri, berbentuk lingkaran yang terbuat dari besi, guna untuk berpegangan agar nyaman walaupun berdiri.
Di dalam kereta yang pendingin udara nya cukup menyegarkan pernapasan, para penumpang yang kebagian tempat duduk, ada yang tertidur sambil menunggu tempat pemberhentian yang ia tujukan. Seorang bapak-bapak yang berdiri dekat pintu kereta sedang mengobrol dengan rekan nya dengan sedikit canda terlihat dari wajah nya yang riang sekali membicarakan sesuatu.
Sekitar pukul 10:00 kereta kembali lagi di Stasiun  Sudimara, untuk kembali mengangkut dan mengantar kan para penumpang ke stasiun tempat tujuan. Aku pun sudah tiba kembali setelah perjalanan singkat naik kereta, sesampai nya di stasiun baru turun dari rangkaian kereta commuter line, ada seorang petugas pria yang berdiri di depan pintu kereta yang berpakaian seragam seperti satpam, terlihat dari pakaian nya sudah lengkap dengan topi dan membawa peluit dan beberapa perlengkapan lain nya. Petugas itu sedang berbicara pada salalh satu penumpang wanita yang mungkin kurang tahu dengan jadwal keberangkatan.
Stasiun tidak lagi penuh dengan para pekerja lagi, kalau siang hari ini hanya beberapa penumpang saja yang terlihat di stasiun ini. Aku berjalan menuju pintu keluar, sudah terdengar dari jarak jauh teriakan-teriakan tukang ojek yang menawarkan untuk memakai jasa nya. Sebelum keluar dari stasiun aku harus menempel kan tiket agar bisa terbukan, di situ sudah adabeberapa  mesin tab untuk penumpang yang masuk dan keluar terlebih dahulu melewati mesin tersebut.
Suasana sudah siang berbeda dengan tadi pagi yang masih sepi pedagang, terlihat sudah ramai para tukang ojek yang menjajarkan motor nya ketika ada penumpang yang ingin di antarkan nya, di sudut halaman stasiun, pedagang jilbab yan g sudah membuka dagangan nya, seorang wanita cantik dan berjilbab yang menunggu datang nya para pembeli dagangan nya.
Disamping kiri tukang jilbab, ada yang berjualan siomay, harum nya aroma bumbu siomay itu membuat ku sekejap menelan air liur, seperti nya aku mulai lapar, dan aku mampir di tukang siomay yang sudah di siap kan bangku plastik untuk pembeli yang ingin makan di tempat.
Setelah mengisi perut, aku melanjut kan perjalanan pulang yang melewati tempat parkiran motor stasiun, terlihat sudah banyak kendaraan motor yang di titipkan di parkiran ini, di dalam parkiran ada pos sederhana yang ukuran panjang nya kurang lebih sepuluh meter, yang di gunakan untuk para petugas parkiran beristirahat sambil memantau parkiran. Ada angkot yang sedang ngetem menunggu angkot nya penuh dengan penumpang baru ia mau menyalakan mesin nya untuk cepat berjalan.
Di samping aku berdiri ada nenek tua yang kelihatan nya ingin menyebrangi jalan, tetapi menunggu keadaan jalanan sepi, aku segera membantu nenek tua itu menyebrang jalan dengan perlahan dan ketika jalan sudah sepi oleh para kendaraan bermotor maupun kendaraan roda empat. Pukul dua siang aku meninggal kan stasiun sudimara menggunakan sepeda motor yang ku titipkan di tempat parkir tadi, dan penglihatan ku tidak lagi melihat keadaan di stasiun karena sekarang terfokus di jalan menuju rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar