Jumat, 03 April 2015

Zaky Mubarak 1113046000118 (Pindahan Postingan Blog Minggu Kemarin)



Deskripsi Ruang Kelas 3.7.17 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
Di pagi hari yang cerah dan sejuk dimana ketika sang mentari dengan begitu angkuhnya menghangati sang bumi dengan ditemani merdunya senandung kicauan burung di atas sang cakrawala, Ku hentakkan kaki ini untuk pertama kalinya di sebuah Universitas yang cukup terpandang di daerah Jakarta. Sebuah Universitas yang dimana tidak semua orang bisa mendapatkan gelar sarjana disana, karena sulitnya persaingan antara ribuan pelajar lain yang mencoba untuk mendapatkan satu kursi di Universitas tersebut. Yaa.. Universitas itu adalah Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Sebuah kampus yang terdiri dari 11 Fakultas dan terbagi menjadi 2 bagian kampus yaitu Kampus 1 dan Kampus 2. Yang pada nantinya akan menjadi saksi pahit dan indahnya perjalanan hidup kami sebagai seorang mahasiswa, sampai pada akhirnya kami memakai toga bersama-sama dan akan selalu menjadi memorian dalam hidup kami  yang takkan pernah terlupakan untuk diceritakan kepada anak-anak kami kelak di kemudian hari...

Ruangan yang pertama kali ku masuki adalah Ruang 3.7.17, salah satu ruangan yang berfungsi sebagai kegiatan belajar mengajar mahasiswa yang terletak di lantai tujuh persis dekat mushalla. Begitu aku masuk kelas, Ku lihat sudah begitu banyak mahasiswa baru yang duduk berjejer rapih ke arah papan tulis di depan ruangan. Diantara mahasiswa tersebut ada yang sibuk dengan smartphonenya, mungkin karena terlalu enggan untuk menyapa karna tidak saling kenal. Ada juga yang hanya sekedar ngobrol santai untuk sekedar berkenalan dan bertukar sapa. Begitu ku lihat ada bangku kosong di bagian depan, aku pun segera menghampiri dan duduk sejenak disana sambil memerhatikan seisi ruangan kelas. Jendela kelas yang putih transparan seakan membuat pemandangan di dalam kelas menjadi indah dan sejuk. Karena darisana kami bisa melihat gedung-gedung kampus dan deretan rumah warga daerah setempat. Di bagian depan ruangan, ada meja dosen berbentuk kotak yang sangat lebar dan terlihat kokoh berwarna coklat terbuat dari kayu jati, Dengan kursi putarnya yang empuk dan nyaman. Sangat berbeda dengan kursi yang kami gunakan. Kursi yang disediakan untuk para mahasiswa sudah satu paket dengan mejanya, mejanya pun tidak berbentuk aturan dan berdiameter tidak terlalu besar, Kira-kira luas mejanya hanya sekitar 20 sentimeter, yang membuat kami sulit untuk menulis apabila menggunakan file berukuran besar. sangat berbeda dengan meja belajar kami yang ada di bangu SMA. Kemudian ada papan tulis yang kira-kira ukurannya adalah 120 X 240cm lengkap dengan spidol dan penghapusnya. Sebuah alat yang digunakan dosen untuk menulis dan menjelaskan tentang materi yang beliau ajarkan. Sedangkan persis diatas papan tulis, ada sebuah layar proyektor berukuran 406 X 305cm yang berfungsi sebagai layar proyektor ketika mahasiswa sedang melakukan persentasi dan diskusi. Kemudian disamping papan tulis ada lemari kecil yang tersekat 5 bagian yang digunakan untuk menyimpan alat tulis dan buku-buku milik kelas. lantai kelas yang kami pijak terbuat dari ubin berwarna putih yang sudah terlihat kusam, mungkin karena terlalu sering terkena kotoran dan noda. Sedangkan atap kelas kami terbuat dari beton berwarna abu-abu. Uniknya, diatas atap kelas kami tertempel sebuah alat proyektor dan pendeteksi kebakaran berbentuk lingkaran kecil. Pintu kelas kami berwarna coklat dan terbuat dari kayu jati yang terkadang sulit untuk tertutup rapat. Tembok kelas kami pun berwarna kuning gelap, sesuai dengan warna cat gedung fakultas kami. Kemudian di bagian belakang ruangan  ada triplek tebal berukuran panjang dan lebar yang menutup kelas kami secara penuh. Fungsinya sebagai penyekat dan pembatas dengan kelas lainnya. Triplek pembatas kelas tersebut berbentuk rolling door yang bisa dibuka tutup suatu saat apabila ada penggabungan dua kelas atau lebih di mata kuliah yang sama.
Setelah ku perhatikan isi kelas dengan seksama, Aku pun merasakan ada hawa dingin yang begitu sangat menusuk di setiap poro-pori kulitku. Dan lebih kerennya lagi, rasa dingin ini bukan berasal dari angin atau udara apalagi kipas angin. Begitu ku perhatikan ternyata ada AC (Air Conditioner) bermerk sharp terpajang rapih dan kokoh persis diatas bagian jendela kelas, Mungkin AC ini digunakan agar para mahasiswa bisa nyaman dan tenang ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

Setelah dengan puasnya aku mengamati seisi ruangan kelas, Aku pun segera berkenalan dengan seorang wanita anggun dan cantik yang duduk persis di sebelahku. Gadis itu amat elok dan cantik ketika pertama kali ku pandangi. Dengan bentuk wajah berbentuk oval, alis tebal, hidung mancung, serta kulit yang putih dan bersih. Setelah kami berkenalan, tidak tau mengapa rasanya aku menjadi bingung untuk mencari topik pembicaraan yang pas. Mungkin ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama, Tidak perduli alasan apa yang tepat untuk menyatakan kenapa saya begitu suka dengan wanita berkacamata itu. “Argghhh.. Ini salah satu godaan yang berat. Tapi demi kesuksesanku di masa depan, aku harus tetap fokus pada tujuan dan cita-cita yang sudah ku targetkan untuk ke depannya. Karena aku begitu yakin, Ini bukan saat yang tepat untuk menghabiskan waktu hanya sekedar untuk  drama kehidupan  yang berlebihan. Karna pada dasarnya skenario tuhan itu indah, dan kalau kita mengikuti aturan dan cara mainnya pastilah hidup kita bahagia dan tentram, Bicaraku dalam hati.” 15 menit kemudian dosen pengajar pun datang, dan semua mahasiswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan seksama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar