Kamis, 16 April 2015

SUASANA DUKA DI PONDOK PESANTREN


Nama: Diah pitaloka
NIM: 1113046000112
model 7: Deskripsi berbagai kejadian dalam waktu yang lama

Setelah selesai shalat dzuhur berjamaah para santri pondok pesantren At-Tahiyyah duduk membentuk lingkaran besar didalam mushallah lalu membaca al-quran bersama. Kali ini tak seperti biasanya, ada sedikit terdengar isak tangis dari beberapa para santri yang membaca al-quran. Kebanyakan dari mereka terlihat sekali mata yang bengkak dan masih tergenang air mata tapi tidak terdengar suara tangisannya, ada yang selalu menyebut “Abiii… Abiii…” (seperti suara berbisik).
“Innaalillaahi wa inna ilaihi rooji’uun...” terdengar jelas suara pemberitaan yang berasal dari toak masjid sebelah yang memberitakan bahwa telah meninggalnya pemimpin pondok pesantren At-Tahiyyah, KH. Udji Rustiadji. Sontak para santri menjerit histeris seperti tak percaya.
Lapangan yang terletak dibagian depan gedung sudah dipenuhi warga yang menunggu kepulangan almarhum dari rumah sakit. Banyak sekali warga yang hadir, dari yang muda sampai yang tua. Dari warga biasa sampai yang memiliki kedudukan tinggi. Para pemuka agama dan para habaib pun turut hadir. Dan sepertinya langit pun turut merasakan kesedihan ini. Langit mendung dengan angin yang berhembus membuat suasana semakin sendu.
Disaat jasad almarhum pulang dari rumah sakit, suara tangis pun pecah kembali. Terdengar pula suara tahlil dan tahmid, serta suara-suara lainnya. Dan warga yang dari tadi menunggu mulai mengerubung ingin melihat almarhum. Setelah shalat ashar jasad almarhum dimakamkan di samping mushallah putri berdampingan dengan ayahandanya. Dan seiring berjalannya waktu suara tangis itu tak terdengar lagi, yang terlihat hanya mata-mata yang lebam dari para santri akibat terlalu lama menangis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar