Senin, 06 April 2015

Pagi di Alun-alun Rangkasbitung



Oleh: Elgi Nurfalahi *)
 1113046000067

                Pukul lima tiga puluh, berawal dari suara dering telepon genggam adikku yang berdering keras menghiang di telinga, mataku  terbuka lalu  tubuh ini terbangun dan mencari sumber suara yang membisingi rumah, serentak beberapa saat terdengar suara adzan dari kampungku kampung sebelah dan kampong orang lain, setelah sembahyang aku keluar rumah, sekian lama aku tak pernah merasakan pagi disini, pukul lima lewat seperempat suasana masih gelap mataharinya belum bersinar,ku hirup udara pagi yang sudah lama aku rindukan dari dulu, sedikit berbeda dengan dulu udaranya sudah berbeda dari waktu masa kecilku yang biasanya terasa dingin namun sekarang hanya begitu saja.

                Hari ini adalah hari libur karena di hari ahad semua orang meninggalkan aktifitas kerja pada biasanya. Sampailah ke alun-alun rangkasbitung,walaupun jam sudah menunjukkan pukul setengah enam tapi suasana masih terlihat gelap dijalanan lampu-lampu kota menuntun langkah orang-orang, yang biasanya dihari lain jalanan diramaikan oleh kendaraan. namun dihari ini setiap hari ahad alun-alun kota ini selalu ramai dikunjungi, seperti biasanya pada hari ini orang-orang berdoyong-doyong menuju alun-alun, mereka ada yang ber-jogging, jalan santai, berkendara maupun berkursikan roda bergerombol. Diperjalanan mataku dikagetkan, dihadapkan oleh pemandangan anak-anak bercelanakan lepis berlari santai menuju alun-alun, hal ini menggambarkan bahwa antusias para pengunjung waktu duluku kecil sampai sekarang meningkat. Hampir dari semua kalangan menuju alun-alun; dari kalangan muda, anak-anak dan kalangan lansia, semuanya bersamaan pada pagi ini menuju tempat yang sama. berbeda dengan hari biasa  di jalanan yang biasanya di jalan raya itu sepi, dihari ahad ini banyak orang yang beraktifitas pergi menuju pusat keramaian kota.
                Matahari sudah mulai bersinar, nampak dari pancaran sinar yang mulai terang dari ufuk timur, para pengunjung mulai bertambah ramai,Nampak disekeliling alun-alun banyak orang yang mengitari  berlari dan berjalan santai beberapa kali,mulai dari sekedar melihat-lihat sampai membugarkan badan. Keramaian bertambah ketika terciumnya berbagai aneka jajanan pagi dengan para pedangang yang berlabuh di sisi-sisi jalanan. Ini sontak menambah rasa keherananku terhadap alun-alun ini. Tak kalah ramainya dilapangan besar terlihat suasana senam yang sebagian besar diramaikan ibu-ibu, asyik melihatnya mereka senam dengan aransemen dangdut yang menggoyang berlenggak-lenggok kesana kemari, muda-mudi pun tak kalah dalam meramaikan suasana pagi ini mereka nongkrong duduk santai  disisi-sisi jalanan dengan kendaraan bermotor milik orang tua mereka.
                Hal yang disayangkan adalah udara pagi yang bercampur dengan asap rokok para pemuda, tak berbeda dengan dulu, waktu itu banyak juga mereka yang nongkrong di sisi-sisi jalanan bersantai duduk sambil merokok, tapi sekarang lebih parah, tongkrongan mereka bertambah banyak, oleh sebabnya udara telah tercemar cepat pagi itu . di sisi dalam lapanagan alun-alun, biasanya banyak para pemain bola lokal bermain bersama,  tapi tidak seperti hari sekarang anak-anak dan muda-mudi memiliki hobi bersepatu roda, mereka meramaikan lapangan basket untuk bersepatu roda.
Lama berlari badan saya pun berkeringan banyak, ini proses pembakaran didalam tubuh dan karena sudah lama pula saya tidak berolahraga setelah itu saya pun berhenti lalu berjalan santai sambil mengitari alun-alun sampai beberapa kali lagi, pandangan ini terus ingin memerhatikan setiap sudutnya  tujuh kali putaran tanpa terasa aku pun masih ingin berlari lagi. Disisi-sisi trotoar Sampah-sampah masih terlihat berserakan dijalanan, petugas kebersiahan yang belum sempat membersihkan jalanan mungkin kelelahan karena tadi malam alun-alun diramaikan para pengunjung malam, setiap malamnya alun-alun sering dipakai sebagai tempat jualan dan tempat menghabiskan waktu orang-orang asli kota ini.
Matahari sudah bersinar sempurna aktifitas pun mulai berkurang, kegiatan senam dengan aransemen dangdut pun sudah berhenti, lapangan besar kini terlihat semakin besar karena mulai sepi, para ibu sudah bergegas pulang untuk melayani keluarganya di rumah, lalulalang para pelari dan pejalan kaki pun mulai berkurang, suara gemuruh motor-motor titipan orang tua yang d kendarai anak muda mulai terdengar bising di area ini, mereka pula beranjak pergi dari sini dengan wajah-wajah yang mengantuk, berbeda dengan yang lain para pedagang malah bertambah banyak karena biasanya mereka berjualan sampai malam, saya pun mulai kelelahan, kendaraan bermotor sudah berkurang jumlahnya, sekarang sudah pukul tujuh tigapuluh saya yang ditemani sahabat bergegas pulang karena aktifitas rumah sudah menunggu kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar