BANGUNAN
HIJAU BERBICARA
Mentari pagi bersinar, kicauan burung pun
telah terdengar. Aku bergegas memakai topi kerucut, tanda pengenal, tas karung,
dan membawa beberapa balon serta peralatan aneh lainnya yang harus kubawa. Aku berangkat
bersama Ayah dan Ibuku. Di perjalanan aku melihat banyak tukang balon berjualan
di depan sekolah-sekolah. Sesampainya di jalan masuk menuju sekolah, aku
dihalang oleh kakak osis yang sedang bertugas dan berkata “Turun ayo jalan kaki
sampai ke sekolahnya ya jangan lupa memakai semua perlengkapan”.
Kelas X berada di lantai tiga, kelasku
berada tepat di samping tangga. Aku menaruh tas dan bersiap turun ke lantai
dasar untuk mengikuti upacara pembukaan Masa Orientasi Siswa (MOS). Upacara pembukaan telah usai, aku dan
teman-teman seangkatanku diperintahkan untuk kembali ke dalam kelas untuk
pemberian materi. Kelasku dimentori oleh Kak Andra, Kak Leony, Kak Azizah, dan
Kak Mona. Mereka sangat menyenangkan dalam membimbing kami.
Seluruh kelas yang mengikuti MOS
dipersilahkan untuk membuat yel-yel perkelas dan menunjukkan bakatnya di depan
kelas lain yang mengikuti MOS. Kebetulan aku yang dipilih untuk menjadi maskot
kelasku. Kelasku membawakan lagu Kucing Garong yang lirik diubah. Setelah semua
kelas menunjukkan kreatifitasnya, ada demo ekskul yang diperagakan oleh
kakak-kakak kelas. Dan ini saat yang dinanti-nanti dimana pengumuman yel-yel
terbaik akan dibacakan, jreng…jreng….. kelasku mendapatkan juara pertama.
Alhamdulillah, kerja keras teman-teman dan kakak-kakak mentor tidak sia-sia.
Acara terakhir ialah upacara penutupan MOS dengan menerbangkan balon sebagai
tanda syukur. Dan aku sekarang resmi menjadi murid SMA hehehe.
Keesokan harinya, aku terlambat ke sekolah
karena ketika itu cuaca yang sangat dingin membuatku mengabaikan alarm yang
berbunyi. Mungkin ini adalah awal mula aku dicap sebagai murid yang selalu
terlambat ke sekolah oleh Ibu Sundus. Dia adalah guru Bahasa Indonesia yang
disegani oleh guru serta murid-murid. Gaya berbicara yang tegas dan sikap yang
berwibawa membuat setiap murid yang telat ketakutan ketika ditegur olehnya. “
Kamu! Kenapa datang ke sekolah jam 8? Kamu tidak tahu jadwal ya?!”, tegurnya.
“Saya kesiangan, Bu.”, jawabku dengan santai seperti tidak ada beban. “Kamu
anak baru kan? Karena kamu masih anak baru, saya maafkan. Lainkali jangan
diulangi ya.”. Akhirnya aku diperbolehkan masuk kelas. Kulihat kelas sudah
ramai dan guru yang sedang menerangkan pelajaran seketika terdiam melihatku
yang baru masuk kelas. Dia adalah Ibu Widarti, guru yang sangat memberikan
kesan selama aku bersekolah disini.
Suatu keadaan yang sangat canggung pada
hari pertama masuk sekolah, bahkan di minggu pertama sekolah aku hanya sesekali
berbicara dengan teman yang sempat berkenalan denganku ketika MOS. Memang, aku
adalah orang yang pendiam, hanya bisa akrab ketika sudah merasa nyaman dengan
seseorang. Aku memiliki beberapa sahabat yaitu Satrio, Yusran, Rifky, Eko, dan
Bunai. Mereka sangat baik dan kami selalu bersama dalam suka maupun duka.
Satrio adalah salah satu yang paling dekat denganku diantara lima sahabat
lainnya, karena tiap pekan aku sering main kerumahnya. Sebenarnya Yusran dan
Rifky adalah kakak kelasku namun karena dia tidak naik kelas sekarang dia
menjadi temanku yang paling lucu, gila, dan bisa dikatakan dia siswa yang
sering berbuat kegaduhan. Sedangkan Eko dan Bunai sudah seperti gula dan semut,
dimana setiap ada Eko, pasti ada Bunai.
Tahun pertamaku di SMA pun berlalu, belum
banyak kenangan suka atau duka yang terjadi. Barulah pada tahun kedua adalah
awal permulaan keseruan masa-masa SMA. Mulai dari menggoda adik-adik kelas yang
cantik dan menggemaskan, menyebarkan kontak Blackberry
Messenger siswi sekolahan lain, sampai bertingkah seenaknya karena sudah
merasa jadi kakak kelas, padahal masih ada yang lebih senior dari anak kelas
dua. Dan di masa inilah aku melakukan hal-hal nakal yang membuat orangtuaku
sering dipanggil ke sekolah. Suatu ketika Ibu Widarti memberikan pertanyaan
kepadaku, dan aku menjawabnya dengan kasar. Mungkin ketika itu perasaanku
sedang kacau, yang akhirnya aku diberi surat peringatan pertama.
Pada tahun ini pula, aku mendapati kasus
yang lebih serius. Aku bersama Satrio, Eko, Bunai, dan Rifky tidak masuk
sekolah yang berniat untuk bolos bersama. Yusran yang kebetulan dia tidak
sekelas denganku ketika kelas dua pun tak lupa kuajak untuk mengikuti acara
bolos bersama kita. Kami bersepakat kumpul di tempat tongkrongan pukul tujuh
pagi. Ketika semua sudah berkumpul, aku pun bertanya, “Kemana nih kita
cabutnya?,” lalu Yusran menjawab, “Main ps aja, gua tau tempat main ps 3 yang
enak.” “Wah ayuk dah, gua belum pernah main ps 3 nih.” , saut Eko. Bunai dan
Satrio juga setuju akan rencana nya Yusran. Lalu kami putuskan pergi ke rental
ps yang dituju dan bersenang-senang bersama.
Saat kami sudah hampir selesai bermain,
tiba-tiba saja terdengar bunyi suara SMS dari
hp-ku yang tidak kukenal nomernya. SMS tersebut
berisi:
“Ass.Wr.
Wb. Fajrialdy, Satrio, Yusran, Rifky, Eko dan Bunai harap datang ke sekolah
sekarang juga. Terima kasih.”
Seketika
kami kaget, dan berkeyakinan bahwa yang mengirim SMS ini adalah salah satu guru kami. Dengan perasaan was-was, kami
berenam terpaksa datang ke sekolah. Sesampainya di sekolah, terlihat jelas Ibu
Sundus yang berdiri tegak di lapangan upacara dengan raut muka penuh amarah
siap melampiaskan emosinya kepada kami. Setelah satu jam berjemur di lapangan
upacara, kami dipanggil oleh Ibu Sundus dan diberikan Surat Panggilan. Itu
adalah Surat Panggilan pertamaku yang berarti orangtuaku akan dipanggil ke sekolah
untuk mendapat penjelasan dari Ibu Widarti tentang masalah yang telah aku
lakukan. Yah, memang hidup itu tidak menyenangkan kalau kita tidak pernah
mencoba keluar dari zona nyaman kita.
Hari-hari pun berlalu, suasana
belajar di sekolah yang sedikit membosankan pada akhirnya membawa kita ke hari
yang paling indah bagiku, dan bagi teman-teman seangkatanku. Diakhir semester
pertama kelas dua ini, bertepatan dengan libur awal tahun baru, angkatanku akan
mengadakan Study Tour ke Jogja dan
Bali. Sungguh merupakan pengalaman yang tak terlupakan kami semua akan
bersenang-senang selama seminggu. Tetapi ketika itu, aku tidak satu bus dengan
sahabat-sahabatku. Walaupun begitu, perjalanan kesana tetap mengasyikkan. Bisa
dibilang aku dan hampir seluruh teman-temanku sangat jarang mandi ketika
melakukan perjalanan baik menuju Jogja, menuju Bali, sampai kembali ke Jogja
lagi.
Di awal perjalanan menuju Jogja,
kami mengunjungi Universitas Gajah Mada (UGM). Disana kami bertemu dengan salah
satu kakak kelas alumni SMA kami. Setelah dari UGM, barulah pergi ke pelabuhan
untuk menyebrang ke Bali menggunakan kapal feri. Sesampainya di Bali, kami
mengunjungi berbagai tempat wisata disana. Mulai dari Garudha Wisnu Kencana,
Tanah Lot, berbagai lokasi yang menjual souvenir-souvenir seperti Joger Jelek,
Khrisna, Pasar Sukowati serta toko-toko lainnya. Dan serasa menyesal bila ke
Bali tidak mengunjungi, bersantai, menikmati keindahan di Pantai Kuta. Momen
paling terbaik selama perjalanan ini, yang sangat harus didokumentasi kan
dengan foto bersama teman-teman. Sudah puas ke Bali, kami pun kembali ke Jogja
dan berkunjung ke Toko Perak sebagai penutup Study Tour kami yang takkan terlupakan ini.
Sebenarnya tidak hanya study tour ke Jogja-Bali saja yang
sangat mengasyikkan, banyak acara-acara yang kami lalui bersama. Pada tahun
pertama SMA kita sempat study tour ke
TMII-Ancol, kemudian mengadakan lomba dan pentas seni setiap tahun ketika Hari
Pendidikan Nasional, PGRI, Hari Kemerdekaan, serta mengadakan acara penutup
tahun yaitu Reven Cup yang sering
mengundang artis-artis seperti Jamika, Tony Q Rastafara, Tangga, The SIGIT,
Natta Reza, dan banyak artis lainnya yang ikut memeriahkan acara ini.
Ditahun ketiga atau bisa dikatakan tahun
terakhir aku dan teman-temanku berada dimasa-masa indah ini, adalah tahun
dengan jadwal kegiatan yang sangat padat. Segala macam persiapan pun kami semua
lakukan. Hampir dalam satu bulan sekolah kami selalu didatangi berbagai macam
promo suatu lembaga pembelajaran, suatu universitas, dan kami disibukkan tiap
harinya dengan pendalaman materi, berbagai contoh soal try out juga menghantui kami. Aku mengikuti salah satu lembaga
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuanku dan menguatkan mentalku dalam
mempersiapkan UN serta menghadapi ujian-ujian PTN yang akan datang. Walaupun
pada akhirnya, lembaga pembelajaran yang aku ikuti itu adalah lembaga yang
menipu, sampai akhirnya ditutup.
Seakan pengalaman masa-masa indah tak
ingin berakhir, ada kejadian lainnya yang takkan terlupa. Suatu hari ketika aku
terlambat datang ke sekolah, Ibu Sundus tidak memperbolehkan aku masuk beserta
kedua temanku yang telat lainnya. Salah satu temanku memngusulkan ide supaya
kita dapat masuk sekolah, yaitu dengan cara memanjat tembok dari sisi belakang
sekolah. Kamipun sepakat untuk melakukannya. Tetapi ketika kami berhasil
memanjat tembok, karyawan sekolah sudah memergoki, yang kemudian menyerahkan
kami bertiga secara paksa kepada Ibu Sundus. Dan pastinya, aku diberikan Surat
Panggilan kedua oleh Ibu Widarti. Beruntungnya aku karena masalah ini tidak
berkelanjutan panjang, mengingat Ujian Nasional yang tak lama lagi menanti.
Waktu berjalan terasa sangat cepat,
dan tibalah pada saat-saat yang paling menentukan. Masa-masa SMA, ketika sekian
banyak cerita dan pengalaman seru, nakal, yang pada akhirnya berujung untuk
satu tujuan yang menentukkan nasib kami semua selama menekuni pendidikan di
sekolah ini, yaitu Ujian Nasional (UN). Dengan penuh kesungguhan dan keyakinan
diri dalam mengerjakan tiap ujian yang dilalui, akhirnya kami mendapatkan hasil
memuaskan, angkatan 2013 lulus 100%.
Sungguh perasaan yang sangat luar biasa
karena kami bisa mendapatkan kebahagiaan yang nantinya akan menuntun tiap
individu dari kami ke masa depan yang lebih baik lagi. Dan memang terbukti,
masa-masa paling indah dalam dunia sekolah adalah ketika masa SMA, dimana kita
tidak akan pernah merasakannya lagi setelah melaluinya, tetapi dapat
mengenangnya dan akan selalu teringat tiap momen berharga yang dialami bersama
teman, sahabat, dan guru-guru tercinta. Bangunan kokoh dan berwarna hijau ini
sampai kapanpun tidak akan pernah mempunyai mulut, namun akan selalu membuat
cerita yang dapat mewakilinya berbicara akan masa-masa indah yang pernah kita
alami bersama, kawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar