Jumat, 01 Mei 2015

Cerpen UTS (Muhammad Yasser Rifai) (1113046000007)



Sehelai Daun Singkong
Sudah sekitar dua jam aku dan empat orang sahabat ku menghabiskan waktu dengan sekedar berbincang, bersenda gurau, dan berbicara santai di kamar ku yang memang biasa menjadi tempat berkumpul aku dan sahabat-sahabat ku yang lain. Sudah tak terhitung lagi sudah berapa kali kami menghabiskan waktu di kamar ku yang tak terlalu besar ini tapi cukup menampung lima orang sahabat yang dipertemukan pada saat kami kelas 2 SMA. Kemana-mana pun kita tak pernah terpisah. Kami sering di panggil sebagai geng Sehelai Daun Singkong oleh teman-teman kami karena kami berlima selalu bersama-sama melakukan apapun dan kemanapun seperti hal nya dengan daun singkong yang memiliki lima jari di tiap helai nya.
            Yang pertama Dio, dia merupakan sosok yang supel, suka sekali mengajak kita pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Dio juga hobi berolahraga. Terlebih lagi dengan bola basket. Tak jarang teman-teman perempuan di SMA kami suka dengan kharisma yang dia miliki.  Dia juga memiliki wajah yang bisa di bilang cukup tampan.
            Yang kedua itu Endang. Sebenarnya nama panjang dia adalah Refandi Armanda. Mungkin banyak orang ketika baru mengenal dia bingung kenapa dia bisa di panggil Endang. Sebenarnya, Endang itu merupakan nama orang tua laki-laki dari dia. Dia sudah dipanggil Endang dari saat dia masih SMP oleh teman-teman sekolah nya. Endang dikenal oleh orang-orang sebagai lelaki yang playboy. Tidak jarang dia mengenali ke kami teman dekat perempuan nya yang berbeda tiap bulan. Tetapi sebenarnya Ia hanya cinta pada satu orang teman kami bernama Meta. Namun Meta selalu menolak cinta Endang ketika dia mencoba menawarkan dirinya untuk menjadi kekasih Meta.
            Lalu ada Fajar, sahabat kami yang paling kurus di antara kami ini merupakan teman kami yang sangat suka bermain futsal. Tak jarang dia terpilih menjadi Player of the Cup di tiap turnamen yang dia ikuti bersama tim futsal sekolah kami.  Fajar merupakan sahabat kami yang paling rajin diantara yang lainnya.
            Selanjutnya Sofyan, dia merupakan orang yang memiliki badan terbesar di antara kami semua. Tak jarang juga ia mendapatkan celaan bercanda dari kami yang menyinggung berat badannya yang sedikit over itu. Dia merupakan sahabat yang paling royal diantara kita. Sering sekali dia meneraktir kami makan di suatu tempat.
            Dan yang terakhir itu aku. Aku bernama panjang Husni Faktullah. Namun orang-orang biasa memanggil nama ku dengan nama Acing. Jangan tanyakan kenapa banyak orang yang memanggil aku Acing. Karena aku pun sendiri tak tahu jawaban pasti nya itu apa. Aku mempunyai hobi yang sama dengan Dio yaitu berolahraga basket. Kami pun menjadi rekan setim basket di sekolah kami. Namun kami menjadi musuh ketika kita sedang mengikuti kejuaraan yang membawa nama klub basket kami masing-masing. Tapi hal ini tidak pernah memecah kami. Karena kami tahu hal-hal yang ada di lapangan tak harus di bawa keluar lapangan.
“Eh, apakah kalian tidak bosan? Kita sudah lama sekali disini. Bagaimana kalo kita pergi?” tanya Dio sembaring memantulkan bola basket ke tembok kamarku.
“Iya aku bosan. Aku setuju dengan Dio!” jawab aku.
 “Kemana?” si Fajar bertanya.
“Sudah, kalian ikut aku saja. Aku mempunyai rekomendasi tempat kita hang out di daerah Tendean.” jawab Dio
“Berangkat!” ucap Sofyan dengan semangat.
Sesampainya disana kami langsung memesan makanan masing-masing. Malam itu tempat makan yang sedang kami singgahi itu cukup ramai dengan pembeli nya. Membuat kami harus mengencangkan sedikit suara kami jika ingin suara kami terdengar satu sama lain.
“Eh, Aku sedih deh!” ucap Endang yang membuat kami serius mendengarkan apa yang ia katakana
“Kenapa ndang? Metatidak membalas sms kamu lagi? Bukannya sudah biasa? Kamu tak harus bersedih lah!” jawab aku sambil meledeki si Endang.
“Bukan cing bukan seperti itu. Sekarang kita sudah kelas 3 SMA. Berarti sebentar lagi kita lulus dan berarti kita nanti pasti bakal sibuk dengan kuliah masing-masing. Kita bakal jarang kumpul-kumpul seperti ini lagi.”
 “Jangan berlebihan lah kamu Endang. Kita kan masih bisa berkumpul seperti ini lagi ketika hari minggu.” bantah Fajar tak setuju dengan ucapan Endang.
“Eh jar, tapi aku setuju dengan kata-kata si Endang. Kita pasti akan jarang ngumpul kaya seperti ini lagi. Setau aku, tugas-tugas yang dikasih dosen ketika kuliah itu pasti akan menyita banyak waktu kita untuk santai, tidak seperti pada saat kita SMA. Pasti akan berbeda banget deh. Aku tidak yakin kalo kita bakal bisa berkumpul sesering ini lagi.” Ucap Sofyan.
Tak lama kemudian makanan yang telah kami pesan telah datang. Hal ini memberhentikan sejenak obrolan kami. Tetapi kami tetap melanjutkan obrolan kami sambil menyantap makanan yang telah kami pesan.
“Oh seperti itu ya? Aku jadi ikut sedih mendengarnya.” ucap aku sambil memotong roti bakar yang aku pesan.
“Aku punya rencana! bagaimana jika setelah kita UN kita pergi ke tempat yang jauh? Ya hitung-hitung sebagai perpisahan kecil sebelum kita kuliah di tempat yang berbeda” ujar Dio menawarkan ide nya.
“Ide yang bagus io! Tapi kemanakah kita harus pergi?” tanya Fajar
“Bagaimana kalo kita ke Bali? Masih ada waktu 7 bulan sebelum kita UN, aku rasa cukup untuk kita mengumpulkan duit dulu sebisa kita. Namun ketika duit kita masih kurang, kita minta tambahan duit ke orang tua kita. Gimana? Setuju?”
“Aku sih setuju, bagaimana dengan yang lain? Tanya aku sambil mengangguk-anggukan kepala.
“Sudah, tidak ada yang boleh tidak setuju. Semua harus setuju!” jawab Sofyan sambil menghabiskan suapan terakhir dari makanan yang dia pesan
Ujian Nasional pun akhirnya kita lewati. Dan hari keberangkatan kita menuju Bali pun semakin dekat. Sudah tak ada yang sabar lagi dengan kepergian kami bersama-sama menuju Bali. Kami terlihat antusias dan dipikiran kami tiap hari hanya ada Bali, Bali dan Bali.
            Dan akhirnya, hari keberangkatan kita ke Bali pun datang. Semua bersemangat menjalani hari ini. Dan berangkat lah kami menuju Bali menggunakan pesawat yang tiketnya sudah kami pesan dari empat bulan yang lalu.
            Sesampai nya disana kami pun beristirahat di hotel yang sudah kami pesan. Hotel bintang tiga. Tidak masalah kelas berapa hotel yang kami tempati. Selama kami lalui bersama-sama semua pasti akan terasa menyenangkan.
            Keesokan hari nya kami menuju destinasi pertama kami yaitu pantai yang sudah terkenal hingga keluar negeri. Yang dibuktikan dengan banyak nya turis asing yang menikmati indah nya pantai ini.
            Setelah dari pantai kami menuju ke toko pakaian yang sudah amat terkenal yang hanya ada di Bali yaitu Jogger. Di sepanjang perjalanan kami dari pantai ke toko pakaian Jogger kami melihat pura kecil yang di atas nya terdapat sesajen. Sesampai nya di Jogger kami membeli oleh-oleh pakaian untuk keluarga kami masing-masing.
            Keesokan hari nya kami menuju ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk menonton tarian tradisi masyarakat Bali. Kami menonton beberapa macam tarian Bali diantara nya yaitu Tari Barong Tari Kecak, Tari Belibis dan tari yang lainnya.
“Teman, Tarian-tarian yang kita tonton tadi menurut ku keren banget deh. Tapi yang paling menarik perhatian aku itu tari Barong. Ada yang tau gak sih filosofi dari tari barong itu?” tanya Sofyan
“Iya emang menurut aku juga tari barong itu yang paling keren. Seperti ini sof ceritanya, tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya. Gitu sof.” ucap Fajar menanggapi pertanyan Sofyan.
“Wow, kok kamu tau jar? Keren banget!” tanya Endang dengan kagum terhadap Fajar.
“Iya dong. Siapa dulu? Fajar!” ucap Fajar sambil menyomombongkan diri. Dan kami semua pun tertawa karena candaan kesombongan yang dia buat.
Tibalah akhirnya hari terakhir kita berada di Bali. Sebelum menuju bandara kita menyempatkan diri untuk ke Pantai Kuta untuk hanya sekedar menikmati pantai dan membuat dokumentasi dengan foto maupun dengan rekaman video.
            Pada akhirnya, sampai lah kami di Jakarta pukul 08.00 malam. Dan langsung saja kami menuju kerumah aku untuk istirahat sejenak. Ketika sampai dirumah ku, kami pun beristirahat di kamar ku.
“Guys, makasih ya. Luar biasa! Aku seneng banget sudah bisa pergi ke Bali bareng kalian. Seru banget. Emang kalian tak ada matinya deh! Aku beruntung bisa bersahabat sama kalian semua.” kata ku.
“Iya aku juga seneng banget, tapi disamping kesenangan aku ada kesedihnya juga nih. Kalo kita udah ke Bali bareng berarti ini menandakan kita sebentarr lagi bakal pisah. Tak akan lagi kita setiap hari menghabiskan waktu bersama. Di depan sudah ada perguruan tinggi yang menunggu kita. Setelah ini pasti kita semua punya kesibukan masing-masing. Dan akan susah banget mengatur jadwal kita untuk ketemu walaupun hanya 3 bulan sekali.” Ucap sofy sambil mengusap air mata yang sedikit keluar dari mata nya.
“Yah jangan ngomong seperti tu dong Sof, pokoknya aku tak mau tahu ya! Tiap 3 bulan sekali kita harus ketemu bagaimanapun caranya.” Paksa Dio kepada kami.
“Deal!” ucap aku, Sofyan dan Endang berbarengan.
Sekarang kami sudah memasuki perguruan tinggi yang kami inginkan masing masing. Aku sekarang kuliah di UIN Jakarta dan  mengambil jurusan Ekonomi Syariah. Dio, sekarang dia sedang sibuk menjadi ketua Himpunan Mahsiswa Jurusan Sosiologi UNJ. Sofyan berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Universitas Indonesia jurusan Vokasi. Fajar menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor di jurusan Kesehatan Masyarakat. Dan Endang sekarang dia kuliah di Universitas Trisakti Mengambil jurusan perminyakan.
Sampai sekarang kami masih rutin mengadakan pertemuan tiap 3 bulan sekali di berbeda-beda tempat dan kami juga masih sering berbincang satu sama lain dengan group chat di Whatssap. Persahabatan kami tidak akan pudar walaupun kami harus berpisah pada saat masuk perguruan tinggi. Kami selalu yaki bahwa tidak ada yang bisa meisahkan kita sebagai sahabat kecuali waktu.

-Selesai-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar