Jumat, 01 Mei 2015

Jamur Mario Bros

                                                     
nama: Zakaria achmadi Zein
Nim: 1113046000025
           
                        “Kemanapun akan kucari, aku tak akan pernah menyerah mencari dirimu ,walau ku harus pergi menuju dimensi lain,  begitu banyak misteri yang ingin kutahu , dimana engkau berada Ayah ,”  lalu tangis mulai mendera.

Inilah dimensi yang sebenarnya, kalian mungkin akan bingung saat ini , saat aku duduk di sebuah waralaba yang dikenal dengan sevel, dan aku mulai membuka novel yang ingin kubaca, mari kita masuk menuju dimensi non fisik:
Namaku Zarah Amala, aku dibesarkan oleh sebuah keluarga di daerah Bogor. Aku mempunyai orangtua yang bernama Firas dan Aisyah. Masa kecilku tidaklah seperti kebanyakan anak kecil lainnya. Aku dibesarkan oleh Ayahku yang seorang dosen sekaligus ahli mikologi di Institut pertanian Bogor secara tidak wajar. Aku tidak diijinkan mengenyam pendidikan secara formal oleh ayahku. Kakek dan Ibuku menentang keras keputusan ayah, tetapi ayah dengan wataknya yang keras ingin mengajari dan mendidikku  secara privat dengan caranya sendiri. Dia juga sering mengatakan padaku betapa kacaunya sistem pendidikan resmi  yang ada saat ini, sehingga dia bertekad mengajari anak anaknya dengan caranya sendiri.
Ayah merupakan seorang ilmuwan, dia merupakan seorang yang ahli dibidang tanaman . Ayahku merupakan orang yang sangat dihargai di kampung , karena dia sangat berkontribusi bagi warga kampung atas hasil panen yang sangat banyak yang diterima warga kampung Batu Luhur, itu semua berkat ide dari ayahku yang mencoba melakukan penanaman secara Heterogen pada hasil alam sekitar kampung, dan itu sangat membawa hasil dan sangat membantu warga kampung.
            Ketika aku kecil , aku dan adikku Hara sering dibawa ayahku untuk melihat ladang tanaman tempat ia melakukan observasi, kami mempunyai taman yang cukup luas di dekat rumah dengan ukuran 50 meter persegi. Ia sering memberi nasihat kepada kami untuk tidak pernah melupakan Alam, ia mengatakan manusia jaman sekarang sudah melupakan darimana dirinya berasal, manusia mengalami amnesia akut. Manusia bagi dirinya sudah seperti virus yang amat mematikan bagi alam, tidak ada yang bisa mengembalikan alam seperti dulu kecuali alam itu sendiri yang menghendakinya, manusia tidak akan pernah berdaya..
            Di kampung ku, terdapat sebuah tempat yang bagi warga sekitar angker, siapa saja yang mencoba masuk kesana pasti akan tersesat dan kembali lagi kejalan awal ketempat  ia masuk. Nama tempat tersebut adalah bukit Jambul, kebanyakan juga yang mencoba masuk ke bukit Jambul tidak pernah kembali, banyak yang bilang bukit jambul tempat sarang jin buang anak dsb. Ayahku ketika kecil dengan sifat bandel nya masuk kesana dan berhasil pulang , tentu saja kakekku sudah siap memukul ayah dengan rotannya, namun ayahku belakangan ini menjadi sangat sering keluar masuk bukit jambul tanpa ada satupun orang yang tahu apa yang ia lakukan disana, membuat warga desa yang dulunya punya rasa segan pada ayahku menjadi seperti membenci ayah karena mereka menuduh ayahku sebagai pemuja setan dan sebagainya.
`           Bukit jambul bagiku memang tempat yang terlihat menyeramkan, apalagi mendengar cerita warga kampung tentang bukit itu, terkadang aku dan Hara menjadi penasaran apa yang ayahku lakukan di tempat itu. Tapi aku masih belum berani untuk mengikuti ayah ketempat itu, dan Hara juga masih terlalu kecil, Bukit Jambul seperti hutan yang belum pernah tersentuh manusia sedikitpun, energi yang kurasakan pada hutan itu sungguh sangat nyata, banyak warga yang berusaha mencoba masuk untuk menebang pohon yang ada dihutan itu dan berakhir mengerikan.
            Suatu ketika aku masuk ke kamar tempat ayah kerja, aku melihat catatan ayah yang membicarakan  fungi , ayahku melihat tanganku sedang menggenggam kertas yang ada gambar jamurnya, lalu ia berkata “kamu mau tau rahasia jamur, Zarah?” , aku pun terheran dengan muka penasaran, “jamur?”  ucapku,  “ Fungi ditengarai sebagai salah satu makhluk hidup paling tua yang ada di bumi. Disusul kingdom Plantae 600 juta tahun kemudian. Fungi memproduksi enzim dan asam yang mampu menyedot mineral dan bebatuan yang membuatnya menjadi rapuh. Dari proses penghancuran bebatuan, fungi menyiapkan tanah untuk organisme lainnya. Fakta lain yang membuktikan bahwa fungi adalah organisme tertua, yaitu simbol simbol pada relief berusia ribuan tahun”. Kamu ingat pada awal pembentukan bumi kan Zarah? Dimana awalnya bumi dipenuhi bebatuan? Kemunculan fungi atas evolusi sel yang tak terduga dan sifatnya yang heterotof  , fungi berperan sebagai pembentuk tanah sebagai ekskresi dari mineral bebatuan yang ia serap, peran fungi dalam organisme darat sungguhlah besar,”  ucap Ayahku.
kamu ingat ini baik baik zarah, ingat sampai kamu dewasa. Dulu bumi kita pernah terjadi kiamat , dua ratus lima puluh juta tahun yang lalu akibat hantaman asteroid, Apa jadinya? Sinar matahari terhalangi selimut debu dan batu, entah berapa lama. Seluruh kehidupan hilang dari muka bumi. Hewan ,tanaman ,semua punah. Sembilan puluh persen spesies hilang, kecuali fungi. Hampir semua fungi bisa bertahan hidup tanpa sinar matahari. Dan kembali lagi fungi menyiapkan Bumi untuk bisa punya kehidupan,”  ucapnya lagi.
            Lalu ayahku meneruskan pembicaraannya , kali ini mengarah kepada hakikat manusia, “ manusia itu berbagi 63% kesamaan gen dengan protozoa, 66% kesamaan gen dengan jagung, 75% kesamaan gen dengan cacing. Dengan sesama kera kera besar, perbedaan kita tidak lebih 3%. Kita berbagi 97% gen  yang sama dengan orangutan. Namun, sisa 3% itu telah menjadikan pemusnah bagi spesiesnya. Manusia menjadi predator nomor satu di planet ini karena segelintir gen saja berbeda.  Kita.. Manusia, adalah virus terjahat yang pernah ada di muka bumi. Suatu saat nanti, orang orang akan berusaha meyakinkanmu bahwa manusia adalah bukti kesuksesan evolusi”
            Aku hanya bisa mengangguk dan berusaha selalu mengingat apa yang telah diucapkan oleh ayahku,” DNA-mu 99,6 persen identik dengan simpanse. Hanya beda 0,4 persen. Bahkan, selisih genetika antara simpanse dan gorilla itu 1,8 persen. Carolus Linnaeus bikin istilah hominidae untuk manusia dan memisahkan simpanse dengan kata pongidae gara-gara dia takut dimarahi pihak gereja. Jadi, kita ini binatang, Zarah. Binatang yang berkemampuan linguistik tinggi karena punya Area Borca"  Ucapnya.
Lalu ia berkata, "Jangan pisahkan dirimu dari binatang, ... Biar kamu tidak sombong jadi manusia,".
            Sebenarnya dengan cara ayah mendidik anaknya seperti ini, membuat ibuku takut dan kudapati ibu seringkali bertengkar dengan ayah . Ibu menudingnya gila karena menjadikan anak sendiri sebagai kelinci percobaan. Ayah membalas bahwa  lebih gila lagi orang yang menjadikan anak orang sebagai kelinci percobaan dari sistem yang sudah ketahuan tidak menghasilkan apa-apa selain robot penghafal.
            Pada suatu saat, ketika intensitas percekcokan diantara orangtuaku semakin sering, ayahku mulai jarang dan terasa semakin enggan pulang kerumahnya dan itu yang menyebabkan dirinya dipecat sebagai dosen karena ia juga mulai tidak pernah mengisi perkuliahan , dia lebih sering terlihat masuk kedalam bukit jambul sendirian tanpa ada yang mengetahui apa yang sedang ia lakukan disana. Sentimen warga pun semakin menjadi jadi, banyak yang mengatakan Firas sudah dipengaruhi oleh setan atau jin, kawin dengan anaknya jin dan sebagai macamnya.
            Suatu ketika , saat ayah sedang dirumah , aku mengeluh karena mulai jarangnya ia mengajariku seperti dulu. Ayah melihatku dan mengatakan jikalau ,”sekarang saatnya kamu ayah tes Zarah, menurut ayah .. kamu sudah siap.” Aku membalas, “ tes apa yahh??.  Lalu ia berkata sambil bangkit dari kursi kayunya, “mari ikut ayah ke bukit Jambul”.
            Lalu aku dan ayah bergegas pergi ke bukit Jambul ketika pada saat itu juga ibu dan Hara sedang pergi ke pengajian. Ayah mengayuh sepeda ontelnya sembari aku memeluknya erat dibelakang, kami bergegas menuju bukit Jambul, “kamu ingat jalannya baik baik Zarah”, ucap ayahku.
Aku melihat keadaan yang mulai gelap, matahari mulai terbenam. Sepeda ontel milik ayahku diletakkan di taman tempat pintu masuk bukit Jambul ,sekarang kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kaki, hutannya masih sangat lebat, pohon yang menjulang sangatlah tinggi tinggi, ayahku berada dibelakangku karena poros jalan yang tersedia hanyalah buat satu pejalan, sesekali aku menengok kebelakang melihat ayah untuk memastikan ia berada dibelakangku, sekian lama berjalan kemudian tiba tiba ia menghilang, keberadaannya tidak ada dibelakangku lagi, keadaannya sangatlah gelap. Diriku panik, aku berteriak, “ayah.....ayah...” , aku pun mulai menangis ketakutan, mengingat apa yang telah kudengar dari warga kampung yang telah menceritakan hal yang seram dari tempat ini membuat keadaan menjadi lebih parah, tubuhku lemas dan teramat panik,  namun  aku tetap melangkah maju kedepan.
Di suatu keadaan , senter ku menyoroti sesuatu,   aku melihat ada seekor anak tupai , yang membuatku berpikir, apa yang harus ku takutkan dari hutan ini,  apa eksistensiku kalah dari seekor anak tupai yang berani mengelilingi hutan ini sendirian, aku meyakini bahwasanya anak tupai tersebut percaya kepada alam,  dan yang harus aku lakukan adalah harus mencontoh anak tupai tersebut, aku harus percaya bahwa aku dan alam adalah satu kesatuan , aku percaya pada alam, dan alam itu hidup.
Dan aku terus menerus menyusuri jalan setapak yang tersedia mengikuti naluriku, tanganku pun mengawasi setiap ranting pepohonan yang ada didepanku, aku berjalan kesembarang arah mengikuti kata hatiku, akhirnya aku  menemukan jalan dan sampai pada sebuah lapangan yang besar dimana ditengah tengah lapangan ayahku sudah menungguku disana. Dia berkata “ kamu berhasil Zarah” .
Kemudian ayahku mulai bercerita tentang tempat ini, “ tempat ini sungguh istimewa Zarah , ayah telah mendeteksi tempat ini mempunyai gelombang elektomagnestis yang sangat kuat, itulah alasannya warga Batu luhur mencap tempat ini sebagai tempat yang sangat angker, Alasannya tempat ini memiliki gelombang elektromagnetis yang amat tinggi karena tumbuhan tumbuhan yang luar biasa disekitarannya, ayah menemukan jamur yang luar biasa ,yang dapat menjawab segala pertanyaan mendasar tentang kehidupan ini Zarah. Dan ayah juga ingin mencari tahu pola yang membuat gelombang elektromagnetis di lapangan ini membentuk seperti portal antar dimensi, mungkin saja UFO Zarah... “.
Aku hanya bisa mengangguk dan kemudian ayahku berkata lagi, “kamu memang spesial Zarah... Alam telah memilih kamu untuk mengetahui misteri dibaliknya ,yang harus kamu ingat adalah Manusia sudah berevolusi terlalu jauh meninggalkan alam, membentengi dirinya dalam tembok-tembok semen dan lantai buatan. Kulit manusia dibungkus rapat hingga alergi debu dan rentan terhadap pusing kalau kehujanan. Semua terlalu licin dan steril. Tidak heran kulit manusia akan lubang-lubang di tempat seperti ini. Manusia telah bervolusi menjadi patung lilin.” Ujarnya.
            Kami pun segera kembali pulang kerumah, dan ia kembali mulai membuka pembicaraan , namun kali ini lebih fokus membicarakan jamur. Ayahku berkata, “Fungi adalah nenek moyang species manusia.  Sama-sama menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, sama-sama berintelgensia tinggi, sama-sama mahluk jejaring. Karena kemiripan itu fungi dan manusia memiliki hubungan unik. Semua antibiotika terbaik pernah diciptakan manusia dibuat dari fungi. Manusia tidak bisa membuat antifungal dengan baik karena efeknya akan mencelakan kita sendiri.”
            Kemudian ia melanjutkan, “ada satu spesies fungi yang amat menarik yang ayah temukan di bukit Jambul, spesies fungi yang mengandung zat enteogen sangat kuat yang mendapat memicu kesadaran manusia, ayah sedang meneliti itu Zarah... ayah mengklasifikasikan jamur itu psilocybe,  jamur yang sangat sulit ditemukan, ia  tidak akan tumbuh di sembarang tempat, itu merupakan jamur yang luar biasa Zarah”.
            “dan kamu tahu Zarah,  Ayah juga baru mendengar , kalau di Amerika baru saja ditemukan organisme tunggal terbesar di dunia, dan kamu tahu itu apa Zarah? Ya,, itu jamur. Armillaria ostoyae usianya kira kira 2400 tahun, Itu sedikit menjawab pertanyaan ayah selama ini,  jamur terbesar yang baru ditemukan saat ini luasnya sekitar 8,9 kilometer persegi Zarah, menutupi seluruh hutan di kawasan Oregon.... dan Ayah yakin akan ditemukan yang lebih besar suatu saat nanti .” ujarnya.
            Aku melihat hari ke hari ayahku semakin terobsesi, dan hingga suatu hari tanpa kuketahui ia sudah tak pernah kembali lagi kerumah, sudah berminggu berminggu sejak ia pergi dan tak kembali, meninggalkan kami semua. Ibuku sudah terlihat mulai bisa melepaskan kepergian ayahku dan menganggapnya tak pernah kembali. Ibuku memang orang yang dogmatis namun sangatlah baik hati dan juga cantik. Ibuku mengganggap ayahku sudah tersesat, dan ia sudah mencap ayahku seorang atheis. Sehingga ia berusaha sebisa mungkin merelakan kepergian ayahku yang entah kemana.
            aku sebagai seorang anak kecil yang baru berumur sepuluh tahun tidaklah bisa berbuat banyak, namun tekadku yang amat besar ingin mengetahui keberadaan ayah membawaku ke pencarian yang berawal di Bukit Jambul. Sejujurnya aku masih ada rasa takut masuk ketempat itu. Namun aku harus tetap memberanikan diri.
            Pembekalan untuk pencarianku sudah kusiapkan semuanya, pagi ini juga aku akan pergi menuju bukit itu, “kakak pergi dulu ya Hara... kamu jaga ibu dirumah.. kakak mau cari ayah”, ucapku pada Hara. “ iya kak, kakak jangan khawatir,  Hara yang bakal jaga ibu.. kakak fokus cari ayah , hati hati disana kak... “, ucap Hara. Aku mulai mengayuh sepeda ontel milik ayah menuju Bukit Jambul.
            Setibanya aku di pintu masuk bukit Jambul, sensasi yang kurasakan masih sama saat pertama kali ku masuk ketika bersama ayah, aku menyusuri hutan tersebut saat matahari pagi masih terjaga, aku menyusuri hutan tersebut  dan semakin terus masuk lebih ke dalam , jalan yang kurasakan mulai mendaki, tapi kali ini rasanya berbeda, tidak saat seperti aku bersama ayah, tubuhku kali ini terasa sangat lemas, semakin lama semakin lemas , kaki ku pun tak mampu menahan lebih lama lagi, aku pun terkulai lemas, aku terbaring ditengah rerumputan hijau , aku melihat keatas langit, cahaya yang amat sangat  menyilaukan, tanganku berusaha menutupi silau cahaya tersebut, dan akhirnya aku pun kehilangan kesadaran.
            Badanku terasa sangatlah lemas, seperti berlari sepuluh jam tanpa berhenti rasanya, aku berusaha membuka mata, memperjuangkan kesadaranku, aku melihat keadaan yang sudah sangat gelap, dan entah mengapa bisa posisi ku telah berada di samping lapangan yang luas , lapangan yang kuingat saat aku bersama ayah ditempat ini, aku berusaha mengusai badanku, tetapi tidak bisa, aku hanya dapat membuka mata walaupun susah dan hanyak bisa menggerakkan sedikit leherku, dan aku seperti melihat walau dengan tidak jelas makhluk yang sangat aneh bentuknya, dan kendaraan yang sangat besar dan kuyakini itu adalah UFO, makhluk itu seperti reptinoid (reptil + humanoid) dengan cara berjalan tegak seperti manusia, namun aku tetap tidak bisa melihat dengan jelas ditambah silaunya cahaya yang dihasilkan kendaraan yang sangat besar itu. Dan dengan keadaan seperti ini aku pun kembali pingsan tak sadarkan diri, badanku sungguh lemas rasanya.
            Kesadaran akhirnya mulai kudapatkan kembali, aku tidak tahu sudah berapa lama aku berada di tempat ini, badanku sudah mulai ku kendalikan, aku bangkit dan aku melihat arlojiku memperlihatkan pukul empat sore dan aku melihat tanggal yang tertera dua belas mei , aku terheran , karena aku berangkat dari rumah lima hari yang lalu saat pagi hari.
            Sudah lima hari aku berada di tempat ini, dan aku tak dapat menemukan ayah, perutku terasa sangat lapar, perbekalan yang kubawa dari rumah hilang, aku memutuskan untuk pulang dan mengatur rencana kemana selanjutnya aku harus mencari ayah, tapi satu hal yang sudah kuketahui dari misteri ada apa dibalik bukit Jambul, Ayah juga pernah bilang tempat ini seperti portal antar dimensi. Namun satu hal yang pasti ayah sudah tidak mungkin berada di tempat ini.
           
10 tahun kemudian
            aku melanjutkan hidupku di London, bersama tim fotografer wildlife yang menjadi karir utama ku sekarang, aku tumbuh menjadi Zarah Amala yang cantik dan tidak seperti gadis biasa , kedekatanku pada alam membuatku tidak seperti gadis remaja pada umumnya. Adik dan ibuku juga telah berpindah kediaman dari Bogor menjadi di Jakarta mengikuti suami baru dari ibuku yang seorang pengusaha.
            Aku menghabiskan waktuku di London sembari menyimpan ambisi untuk menemukan ayah, hingga akhirnya membawa aku kesini, aku telah menemukan kunci untuk menemukan ayah.
            Aku menghabiskan waktuku mencari cara untuk menemukan ayah dan berakhir pada kesimpulan, jamur.
            Yang kuyakini adalah eksistensi ayah sudah tidak berada di dimensi ini lagi, satu satunya cara yang  harus aku lakukan adalah menggunakan zat enteogen, zat yang mampu membawaku menuju dimensi lain, menguatkan internal atas kesadaranku, permainan hormon lebih tepatnya, namun Cuma hal itu yang bisa membawaku menemukan ayah .
            Jamur yang kubutuhkan lebih bisa disebut iboga, kebanyakan manusia sudah melupakan jamur yang sudah membantu eksistensinya, namun terasa seperti ada konspirasi besar yang dilakukan para jamur pada manusia kita bisa melihat jamur jamur muncul di video game dan beberapa tempat lainnya.
            Jamur tudung merah dengan bintik bintik putih , tapi sejenis iboga, sebuah tipe yang amat langka, dan itu menjadi kunci perjalananku mencari ayah selama ini.
            Dan aku telah menemukan dimana adanya iboga tersebut, dan aku siap menemukan ayah dan misteri dibalik kepergiannya.
           
            Dalam hati ku berkata, “Kemanapun akan kucari, aku tak akan pernah menyerah mencari dirimu ,walau ku harus pergi menuju dimensi lain,  begitu banyak misteri yang ingin kutahu , dimana engkau berada Ayah ,”  lalu tangis mulai mendera.

( Dimensi yang nyata ) 
Dan aku pun menutup novel ini, pertanda usai...

             

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar