Jumat, 01 Mei 2015

Petualangan Menuju Revolusi

Nama : Imam Gunadi
NIM : 1113046000018
Judul : Petualangan Menuju Revolusi 
           Di suatu desa terpencil hiduplah seorang anak laki-laki berumur delapan tahun bernama joko. Joko masih bersekolah di SD Tiara Bakti di desanya dan baru menginjak kelas dua. Diusianya yang masih belia itu joko sudah bisa mengkritisi lingkungan sekitar yang menurutnya aneh. Mulai dari keadaan desanya yang penuh keributan antar suku sampai banyaknya pencuri di desanya.
           Suatu hari dimalam yang dinginnya menusuk tulang rusuk, joko sengaja keluar dari rumahnya untuk mengikuti ronda malam. Joko memberanikan dirinya untuk berjalan sendirian keliling kampung yang sepi dan gelap, secara tidak sengaja joko melihat sesosok tubuh laki-laki sedang mengendap-endap masuk kerumah salah satu warga didesanya. Tak lama kemudian laki-laki itu keluar dari rumah itu dan bergegas lari sekencang kencangnya, yang dilakukan si joko adalah memberanikan dirinya untuk pergi mengikuti laki-laki tersebut, setelah mengikutinya beberapa puluh menit kemudian sampailah joko di rumah kecil berdidnding bambu yang sudah tua dan hamper runtuh, ketika laki-laki tersebut masuk kerumahnya, joko mengintip laki-laki itu lewat lubang kecil disamping rumah itu, dan yang joko lihat adalah sesosok perempuan dan anak bayi yang masih menyusui, sampai perempuan itu bertanya kepada laki laki itu “bagaimana ayah pekerjaannya ?” kemudian laki laki tersebut menjawab “alhamdulilah pekerjaan ayah lancer-lancar saja bunda”. Kemudian joko pun tercengang melihat keadaan satu keluarga tersebut, yang hidup miskin dan susah untuk makan sehingga suami dari perempuan itu mencuri dan berbohong kepada istrinya. Mulai mucul pertanyaan-pertanyaan di benak joko, “siapa yang salah yah? Yang mencuri atau yang dicuri? Tapi kalau laki-laki itu tidak mencuri mungkin keluarganya akan mati kelaparan? Ataukah mungkin ini sudah takdir tuhan ?”Tanya joko kepada dirinya sendiri. Begitu kritis pemikiran joko yang baru menginjak usia delapan tahun itu.
            Seperti hari biasa joko pergi ke sokolah untuk belajar, disekolah joko selalu pandai bertanya pada gurunya dan selalu mendapat nilai yang baik dan mendapat peringkat pertama. Beberpa tahun kemudian tepatnya di usia dua belas tahun, dimana joko sudah menginjak kelas enam dan siap untuk menghadapi ujian nasional. Ketika hari ujian nasional dimulai, joko mengerjakan soal-soal begitu mudahnya dan keluar kelas dengan cepat, saat pengumuman joko lulus dan mendapatkan prestasi siswa terbaik.  Beberapa bulan kemudian joko masuk ke SMP Tiara Bakti, tak jauh dari SD-nya yang dahulu, seperti ketika masih kecil, joko selalu dibumbui pertanyaan-pertannyaan kritis.
            Suatu hari ketika belajar mata pelajaran geografi, joko mengetahui bahwa bumi itu bulat ditandai ketika kapal berlabuh, yang terlihat dari kapal tersebut adalah bendera diatas kapal yang terlihat lebih dulu, lalu mulai muncul pertanyaan dibenak joko,”kalu bumi ini bulat, satu, dan tak ada sisi nya seperti persegi panjang, kenapa harus ada negara yang memecah belah persatuan ?, kenapa semua orang harus berperang? Kenapa semua orang harus bertikai, knapa semua orang harus berebut, padahal kita ini satu kesatuan, bukan Indonesia bukan inggris, bukan juga Malaysia, kita sama-sama penduduk bumi!” Begitulah pertanyaan-pertanyaan joko yang sangat kritis terhadap dunia, pada saat upacara tepatnya pada hari senin ketika dibacakan UUD 1945, Pancasila, dan Ikrar Pelajar, joko tidak mau mengikuti hal tersebut dan tidak mau meletakkan tangan kanan didada sebelah kirinya.
           Kemudian pembina upacara datang menghampiri joko yang berada dibarisan kelas satu sebelah kiri lapangan, Pembina itu bertanya kepada joko sambil menggunakan nada yang keras, dia bertanya ”joko! Kenapa kamu tidak mau mengikuti Pancasila, UUD, dan Ikrar Pelajar ?!” kemudian joko menjawab “bapak adalah seorang kepala sekolah dan mempunyai gelar master, apakah bapak tidak belajar geografi? bapak tahu kalau bumi itu bulat?” kemudian bapak itu menjawab,”iya saya tahu, bumi itu bulat!” Kemudian joko menjawab, “kalau bapak tahu bumi itu bulat, kenapa kita tidak bersumpah atau berikrar untuk bumi saja? Bukan untuk Indonesia, kalau bapak bersumpah untuk Indonesia, bapak sama saja menganggap bahwa bumi itu datar” begitulah kata joko, sejak saat itu upacarapun secara otomatis dibubarkan dan joko dipanggil keruang kepala sekolah, ternyata yang terjadi joko dikeluarkan dari sekolah yang penuh dengan tekanan itu.
           Hari mulai berganti, dikeluarkannya joko dari sekolah tidak membuat joko menjadi apatis, setiap harinya joko selalu belajar ilmu sosial dan sains, serta mempelajari gejala sekitar untuk membaca permasalahan alam sekitar. Suatu hari di desa joko didatangi beberapa orang yang menggunakan jas rapi dan menggunakan mobil mewah, setelah bertanya-tanya kepada orang-orang, ternyata sekelompok orang tersebut ingin membeli hutan di desanya, beberapa hari kemudian pohon-pohon di hutan yang dibeli pengusaha tadi, ditebangi sampai habis, akibatnya desa tersebut menjadi gersang dan resapan air di desa tersebut berkurang. beberapa hari kemudian di desa tersebut terjadi hujan lebat, akibatnya desa tersebut yang tadinya mempunyai resapan air yang banyak, sekarang dilanda longsor, dan menimpa rumah salah satu waarga desa, sampai tewas. Beberapa hari kemudian setelah dilanda longsor, desa tersebut terkena musibah kemarau, sehingga banyak petani didesa tersebut gagal panen. Setelah petani gagal panen kriminalitas di desa tersebut semakin meningkat contohnya seperti penciri-pencuri di desa tersebut semakin banyak dan barang-barang milik warga desa tersebut satu persatu hilang.           Warga desa mulai kebingungan akal permasalahan tersebut, tetapi joko mengetahui permasalahan sebenarnya, semua yang terjadi adalah karena hutan yang di beli para pengusaha itu adalah penyebabnya, sejak saat itu joko hanya merenungkan kejadian didesanya itu, di usianya yang masih sangat muda joko sudah bisa berfikir seperti itu.
           Setelah kejadian-kejadian itu joko makin tekun dalam mempelajari ilmu penegetahuan baik sosial maupun sains. seiring berjalannya waktu, joko telah mempelajari berbagai sistem ekonomi, baik itu kapitalisme atau sosialisme, ternyata setelah diselidiki dari kedua sistem tersebut, semuanya menyebabkan adanya kelangkaan, kemudian joko mulai mempelajari kitab-kitab agama, seperti Injil, Al-quran dan sebgainya, ternyata yang joko temukan hanyalah peraturan, isinya hanya mengatakan apa yang seharusnya, namun tidak memberikan solusi yang jelas.
           Beberapa tahun kemudian diusianya yang mulai menginjak dua puluh tahun, joko melakukan penelitian-penelitian terhadap sistem-sistem ekonomi, tetapi mulai dari mempelajari pemikiran para tokoh sampai dengan mewawancarai para pengusaha, joko tidak menemukannya. Suatu hari joko ingin makan siang di tempat nasi uduk dimana tempat biasa joko bersantai dan makan siang, tempat nasi uduk itu sangat ramai sekali bahkan sampai mengantri, jadi keuntungan yang didapatkan ibu penjual nasi uduk itu pun sangat besar dan dapat menyekolahkan anaknya sampai kelas dua SMA. Keesokan harinya tak jauh dari penjual nasi uduk itu pun ada satu rumah yang berdagang nasi uduk juga dengan harga yang lebih murah dan banyak pilihan lauknya, pada saat itu ketika joko sedang berjalan dan mengamati tempat kedua nasi uduk itu joko merasa kaget, karena ibu yang pertama berjualan nasi uduk itu dagangannya tidak laku lagi karena konsumennya beralih ke pedagang nasi uduk yang baru, bebrapa hari kemudian anaknya berhenti bersekolah karena yang pedagang nasi uduk bingung untuk membiayai sekolah anaknya, dari hal tersebut manusia sangat lah kejam, “apa bedanya kita dengan hewan yang ada dihutan, bagiku desa ini atau semua kota yang ada didunia ini adalah hutan yang berlaku hukum rimba, dan yang kuatlah yang menang” kata joko. Dari peristiwa tersebut jokopun mengetahui bahwa semua orang yang tidak mempunyai uang akan menjadi bodoh karena tidak bisa membiayai pendidikannya, dan sudah pasti yang miskin akan semakin miskin.
           Pada tanggal satu mei tepatnya pada hari buruh sedunia joko mendukung untuk menaikan gaji si pekerja, karena dengan gaji yang amat kecil buruh susah untuk membiayai hidupnya. beberapa hari kemudian ketika joko sedang menonton TV, ada berita bahwa sekitar empat ratus ribu orang melakukan demonstrasi untuk menaikkan gaji buruh, saat itu joko sangat senang karena tetangganya yang mengikuti demo tersebut dinaikkan gajianya oleh perusahaan, tetapi pada suatu hari ketika joko ingin membeli sembako, ternyata haga sembako naik. Kemudian joko mulai berfikir lagi, “kenapa yah, kok bahan-bahan sembako bisa naik? Apa penyebabnya?” tanya joko. Di kamarnya joko berjalan kekanan dan kekiri dan diulangi terus, dengan otak yang cerdasnya, joko menemukan penyebabnya, bahwa penyebab harga sembako naik adalah karena demonstrasi para buruh kemarin, bila pengusaha menaikkan gaji si buruh, pengusahapun ikut menaikkan harga barang untuk mempertahankan keuntungannya. Sungguh blunder ekonomi di negara ini bahkan di dunia” kata joko sambil memegang dagunya. Joko berfikir seolah pemerintahpun tak ada gunanya karena perekonomian selalu di gerakkan oleh permintaan dan penawaran.
          Suatu hari joko melihat berita bahwa amerika menggunakan teknologinya untuk membuat senjata dan bom, dan juga ketika joko membaca suatu artikel, joko menemukan hal yang menarik bahwa barang-barang seperti telepon genggam, motor, mobil dan sebagainya telah di rancang waktu kerusakannya agar konsumen dapat membeli barang tersebut lagi. Kemudian joko mulai merenungkannya lagi dengan gaya memegang dagunya itu, joko mengambil kesimpulan bahwa disini ada penyimpangan teknologi yang harusnya dapat membantu manusia malah membuat manusia menderita.
         Melihat permasalahan-permasalahan di dunia tersebut membuat joko galau karena ironis sekali dan amat kejamnya dunia ini, joko menyadari dengan diketahuinya akar-akar permasalahan tersebut joko tak mungkin berdiam diri saja, joko mengetahui bahwa masyarakat sekarang masih sangat primitif dengan menggunakan uang dan mempunyai sifat meterialistis, lalu joko berkata “ masyarkat ini hanyalah masyarakat palsu, dunia ini seperti drama yang diatur hanya oleh segelintir orang saja”, selain itu joko berfikir bahwa masyarakat kita ini adalah masyarakat yang terburuk dalam sejarah manusia, termasuk joko pun merasa dirinya buruk karena pernah berkecimpung dalam sistem ini. Joko berkata sambil berteriak sendiri di kamarnya “masyarakat ini hanyalah masyarakat palu !! padahal kita punya otak, kita punya ilmu pengetahuan dan sumberdaya manusia yang banyak, dan teknologi yang sangat berkembang, sepertinya saya harus mengubah peradaban di dunia drama ini, aku yakin banyak orang sepertiku diluar sana” kata joko. Joko pun menyadari bahwa keadaan didunia yang sekarang dengan peradaban jaman dulu tidak lah berubah, masih banyak orang yang kelaparan, walaupun sumber daya alamnya masih sangat banyak, orang-orang yang kelaparan itu tidak bisa membeli makanan karena tidak mempunyai uang, joko pun berfikir bahwa sistem yang sekarang ini yang hanya berlandaskan keuntungan para pemilik modal dan berlandaskan hukum rimba, atau kompetisi antar manusia telah gagal dan sudah berkarat, kesengasaraan didesanya, seperti bencana yang melanda desanya dan seorang pedagang nasi uduk yang tidak bisa menyekolahkan anaknya karena tidak mempunyai uang menjadi motivasi bagi kehidupan joko, joko juga termotivasi dengan inkompetensinya pemerintah, dunia akademis, dan para pegiat hukum yang tidak bisa memberikan solusinya. Akhirnya joko-pun sadar bahwa daripada joko memberikan solusi satu-persatu, lebih baik joko benar-benar mendesain ulang kehidupan. Sejak saat itu joko mulai melakukan risetnya dan mencari solusi untuk mendesain ulang kehidupan yang baru, yang mana bisa menyelesaikan permasalahan terdahulu yang pernah dialami joko. Selama bertahun tahun, joko melakukan risetnya, dan belajar ilmu sains dan sosial, akhirnya joko menyelesaikan risetnya dalam waktu 30 tahun, tepatnya sekarang joko sudah berumur 50 tahun. Dengan solusi yang ditemukan joko, tidak mungkin joko bergerak sendirian, maka dari itu joko akhirnya memberanikan diri untuk masuk ke kampus-kampus. Suatu hari dimana matahari dengan panasnya yang menyengat, joko akhirnya berangkat ke suatu kampus di Jakarta untuk melakukan misinya. Ketika joko sampai disalah satu kampus di jakarta joko melihat sekumpulan mahasiswa sedang berdiskusi masalah ekonomi dunia, pada saat itulah joko mulai berkenalan dengan salah satu pengurus organisasi diskusi tersebut, setelah berkenalan, malam harinya joko diperbolehkan untuk menginap di sekretariat organisasi itu. Keesokan harinya ketika organisasi ini ingin membuat acara diskusi lagi joko meminta menjadikan dirinya sebagai pemateri dalam diskusi tersebut, dan syukurnya, akhirnya joko diperbolehkan untuk menjadi pemateri dan menjelaskan atau mempresentasikan tentang penemuannya itu yaitu The Earth Project. Beberapa menit kemudian joko mulai dipersilahkan oleh moderator untuk melangkah ke podium, tak ingin bersabar lagi, joko segera melangkahkan kakinya keatas podium. Dengan bermodalkan slide power point joko mulai mempresentasikannya.
           Banyak sekali mahasiswa yang hadir pada waktu itu, joko malah sangat bersemangat akan hal tersebut. Tak panjang lebar lagi setelah joko memperkenalkan dirinya, joko langsung memulai presentasinya.
          Menurut joko perubahan yang joko rencanakan adalah perubahan yang memungkinkan untuk merubah pola pikir masyarakat dan dapat membuat semua orang didunia hidup damai tanpa berkompetisi dan dapat berkelanjutan. dimana manusia, alam, dan teknologi dapat hidup berdampingan dan bukan merusak satu dengan lainnya, dan dimana hak asasi bukan hanya diatas kertas melainkan cara hidup masyarakat. Perubahan atau peradaban baru yang diciptakan oleh joko tersebut diberi nama The Earth Project, dimana kemiskinan, kelaparan, perang, kompetisi, kelangkaan, hanya akan menjadi artefak disebuah museum. Menurut joko, bahwa semakin jelas bahwa sesuatu yang kurang menyebabkan berlanjutnya masalah yang kita hadapi saat ini. The earth project tersebut membahas akar permasalahan kehidupan kita yang primitif ini, yang mana akar permasalahan menurut joko yang pertama ialah adanya kegagalan sistem. Joko berkata, “saat ini kita tak mempunyai banyk alternatif, kita belawanan dengan ciptaan kita sendiri, solusi dari masa lalu sudah tidak relevan dan sudah berkarat” .
          Joko sudah banyak sekali melihat berbagai kerusakan dilingkungannya, dan joko berfikir bahwa manusia memang benar-benar menuju titik kematian, dimana bencana alam jawabannya. Joko ingin menerapkan sistem yang lebih tepat dan relevan untuk masyarakat berkelanjutan khususnya anak-anak dan cucu joko, dan juga dengan menerapkan adanya kebebasan yang lebih. Joko mulai berbicara dengan memegang dagunya lagi, dan joko berkata “sepertinya orang Indonesia telah dikondisikan dengan pola masyarakat yang harus punya mobil tahun depan, yang harus mempunyai telepon genggam tahun depan, harus beli TV baru, joko mengetahui bahwa masyarakat sebenarnya sudah radikal tetapi institusi sosial dan politik tidak berubah, disitulah joko melihat bahwa kehidupan terasa terstagnasi, karena joko melihat masyarakat kita selalu menyamakan ide-ide baru dengan komunis yang dianggap kejam dan rezim, Joko melihat bahwa masyarakat diajarkan takut akan hal yang baru.
          Joko melihat bahwa tidak ada sistem ekonomi dunia seperti sosialisme, komunisme, fasisme, atau pasar bebas yang berhasil mengatasi masalah elitisme, nasionalisme, rasisme,yang berhasil mengatasi masalah kelangkaan.
 
           Dari riset yang selama ini ditekuni joko bahwa masalah itu terjadi karena adanya kelangkaan, selain itu disebabkan juga adanya ketimpangan ekonomi. Karena menurut joko ketika uang melandasi regulasi dan distribusi barang demi keuntungan, masyarakat, bangsa, negara, dan penjual nasi uduk pun akan mementingkan dirinya sendiri dan mencari profit lewat kompetisi atau lewat perang yang dilakukan oleh negara untuk mengambil sumberdaya alam negara yang kalah. Joko berkata” perang adalah cerminan kegagalan untuk menyikapi perbedaan yang satu dengan yang lainnya, dan menurutnya perang yang dilakukan hamipir semua  negara hanyalah pemborosan sumber daya alam dan pemborosan nyawa manusia. Pada saat itu penonton sangat tercengang bahkan banyak dari mahasiswa yang terharu akan kejadian itu. Joko berkata pada penonton “secara umum perang adalah perebutan sumber daya dan mempertahankan keuntungan diferensial dan bukan berlandaskan martabat manusia serta bukan karena kesejahtraan, bisa saja kita mensejahtrakan para pemenang dari perang tersebut, tetapi jika melihat negara yang menjadi korban kekalahan perang, tampaknya banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan baik hancurnya sumber daya alam maupun sumber daya manusianya”. Lanjut joko kepada penonton ”perbuatan keji tersebut dalam mengatasi perbedaan ini menjadi makin parah kerena manusia yang tewas bukan sedikit melainkan banyak. Tak dapat dipungkiri bahwa manusia sekarang akan bahagia ketika negaranya menang dan negara yang kalah banyak manusia yang tewas”. Menurut joko perang juga adalah salah satu penyimpangan teknologi, seperti nuklir yang harusnya bisa digunakan untuk pembangkit listrik, tetapi karena adanya perang dan perbedaan, nuklir malah dirakit menjadi bom untuk melukai orang lain.
          Joko bertanya,”bagi sebagian pengusaha, perang adalah salah satu peluang bisnis yang besar bagi industri bahan kimia atau pembuat senjata, kalau keuntungan diambil dari perang apakah audience akan mendapatkannya ?” tanya joko kepada penonton. Kemudian joko berkata “jika anda dijadikan tentara negara dan mempertaruhkan nyawa demi negara mereka juga harus memasukan semua industri alat perang : tiap pembuatan meriam, pembuatan senapan, mobil perang, kapal perang, semua akan didaftarkan, sehingga upahnya sama dengan tentara, maka itu wajar, tetapi jika anda menjadi milyader dengan menjual senjata kepada tentara itu sama dengan korup, dan jika saja saya mempunyai ribuan bahkan jutaan tentara saya akan membuat mereka menjadi seorang pemecah masalah kelangkaan, kelaparan, dan kemiskinan, dan bisa berdamai dengan bangsa lainnya, bukan menjadi mesin pembunuh, tetapi disistem yang sekarang ini mereka semua dilatih seperti itu, saya ingin melatih tentara indonesia untuk datang ke salah satu negara, sebut saja Malaysia yang beberapa waktu lalu terjadi pertikaian yang mana saya akan menjembatani perbedaan diantara keduanya, jadi semua bangsa dapat hidup berdampingan” tutur joko pada penonton.
         Selain itu menurutnya kehidupan yang sekarang terjadi baik itu sifat korup manusia, sifat serakah manusia, dan sifat lainnya bukanlah hasil keturunan atau sifat yang diturunkan melalui gen, malainkan sistem yang berlalu dimasyarakat adalah bagian dari pendidikan, seperti buku yang dibaca, model pakaian yang ditiru serta orang-orang yang dikagumi, jadi gen memang tak ada hubungannya kecuali bentuk fisik seperti mata, hidung, dan sebagainya. Kata joko kepada penonton, “kita tidak lahir dengan keserakahan, dengki, kebencian dan kefanatikkan, perilaku dan nilai nali kita adalah cerminan budaya yang kita terima”. Kemudian joko memberikan satu contoh kepada penonton, dia berkata “jika kamu dibesarkan oleh suku bar-bar di hutan amazon anda akan menjadi salah satu dari mereka, jika saya mengatakan kepada anda, apakah anda terganggu jika saya mengkoleksi 5 buah tengkorak? Maka saya akan menjawab “tentu saja saya terganggu, karena seharusnya saya mempunyai lebih banyak tengkorak dari pada anda” kemuadian joko berkata ”apakah itu normal? ya, pasti itu sangat normal dalam budaya saya. Penonton mulai mengagguk-anggukan kepalanya.
         Menurut joko kepada penonton bahwa “masyarakat yang sekarang mengutamakan profit akan menimbulkan permasalahan, dan prilaku menyimpang yang saat ini banyak terjadi, walaupun sudah banyak hukum yang ditegakkan itu bukanlah solusi, hukum diperbanyak hanyalah untuk merauk keuntungan”.
         Joko mengatakan bahwa “yang dibutuhkan bukanlah pemerintah yang etis melaikan bagaimana kita mengolah sumber daya alam yang efektif, efisien, serta berjelanjutan, diri kita dan tatanan sosial kita adalah dalam masa transisional, adalah bentuk evolusi sosial. Jika ingin melalui masa sulit ini, kita harus beradaptasi pada perubahan, dan segala sesuatu berubah termasuk tatanan sosial kita. Bumi masih kaya akan sumber daya, tindakan mendistribusi sumber daya melalui kontrol moneter tidak relevan terhadap kelangsungan hidup kita, saat ini kita mempunyai teknologi yang canggih, tetapi sistem ekonomi dan tatanan sosial kita tidak menyesuaikan dengan hal itu yang sebenarnya mampu menciptakan kelimpahan dengan mudah tanpa harus membudak atau berhutang. Tidak ada cukup uang untuk kebutuhan tiap orang, apalagi untuk tujuan yang ambisius, tetapi sumber daya alam masih cukup untuk semua orang jika dikelola dengan cerdas”. Setelah joko sekian lama menjelaskan kepada penonton tentang apa saja permasalahan di dunia ini, kemudian joko mulai menerangkan sistem yang mempu merubah peradaban yaitu The Earth Project.
          Joko mengatakan pada penonton “disistem ini, dimana semua barang dan jasa tersedia untuk semua orang tanpa perlu menggunakan uang, sistem ini berbeda sekali dengan sistem yang pernah ada. Sistem ini beroperasi berdasarkan sumber daya yang ada dan membuatnya tersedia bagi semua orang, gratis tanpa berlebelkan harga, saat ini kita mempunyai sumber daya lebih dari cukup untuk membengin masyarakat yang lebih maju. Kita punya sumber daya kita punya teknologi maka hanya perlu diterapkan. Salah satu aspek utama the earth project adalah menghilangkan kelangkaan ketika teknologi diterapkan, karena jika kita menjalankan sistem ini dan ada kelangkaan maka sistem ini gagal. Jika sistem ini diterapkan pada masyarakat tanpa sumber daya juga akan gagal. Saat ini dengan teknologi kita mampu membuat segalanya tersedia, selama kelimpahan tersedia, maka tidak akan ada lagi keserakahan, keegoisan dan sebagian kejahatan dan perilaku menyimpang”. Ketika ditengah-tengah penjelasannya ada salah satu mahasiswa yang bertanya tentang insentif, mahasiswa itu bertanya “ jika semua kebutuhan telah terpenuhi, apakah kita tidak perlu bekerja?” kemudian joko menjawab “disistem The Earth Project ini tidak adanya orang yang bekerja, melainkan inovasi seseoranglah yang muncul, buktinya banyak sekali penemu-penemu seperti Albert Einstein dan sebagainya”.
          Joko berkata “bahwa di sistem ini tidak mendiktekan kesamaan, melainkan mendorong atau mendukung keberagaman, karena semakin beragam, maka semakin meningkat pula individualitas, maka saya menekan individualitas, kreatifitas, dan inovasi”.
           Kemudian joko melanjutkan bahwa “kunci mencapai kelimpahan dan standar hidup tinggi bagi semua orang, yaitu mengotomatisasi, sebanyak dan secepat mungkin. Masalah kita bersifat teknikal bukan politik, semua permasalahan dapat diselesaikan dengan mudah jika sains dan teknlogi digunakan untuk melayani semua orang.
           Setelah sekian lama menjelaskan penemuannya, para penonton akhirnya bangun dan bertepuk tangan semua selama lima menit, kemudian mahasiswa-pun bersorak-sorak akan penemuannya itu, dan sejak saat itu semua mahasiswa yang berada diruangan itu setuju untuk bekerja sama.
          Keesokan harinya mahasiswa mulai bergerak menyebarkan penemuan tersebut, lewat internet dan sebagainya. Beberapa bulan kemudian akhirnya penemuan tersebut menyebar keseluruh indonesia, dan tiga bulan kedepan penemuan itu menyebar keseluruh dunia.

          Saat itu mereka setuju untuk melakukan diskusi untuk melaksanakan kapan waktu revolusi akan berjalan, ketika sudah ditetapkan bahwa revolusi akan dilakukan pada hari minggu, pada saat itu semua warga negara berkumpul di kontor kepresidenannya disetiap negara masing-masing, dengan membawa semua uang yang di punya. Dengan serentak pada hari minggu pagi mereka membuang semua uangnya didepan kantor kepresidenan setiap negara, mereka membakar uang tersebut. Dan keesokan harinya semua manusia mulai berjalan dengan damai, tanpa kompetisi lagi, dan akhirnya mereka mulai berinovasi untuk membagun dan memperbaiki dunia.

1 komentar:

  1. paragraf terakhir : "yang di punya" mungkin "yang mereka punya" kali mam biar enak bacanya.

    BalasHapus