Nama : Imam Gunadi
NIM : 1113046000018
Judul : Petualangan Menuju Revolusi
Di suatu desa terpencil hiduplah seorang anak
laki-laki berumur delapan tahun bernama joko. Joko masih bersekolah di SD Tiara
Bakti di desanya dan baru menginjak kelas dua. Diusianya yang masih belia itu
joko sudah bisa mengkritisi lingkungan sekitar yang menurutnya aneh. Mulai dari
keadaan desanya yang penuh keributan antar suku sampai banyaknya pencuri di
desanya.
Suatu hari dimalam yang dinginnya
menusuk tulang rusuk, joko sengaja keluar dari rumahnya untuk mengikuti ronda
malam. Joko memberanikan dirinya untuk berjalan sendirian keliling kampung yang
sepi dan gelap, secara tidak sengaja joko melihat sesosok tubuh laki-laki
sedang mengendap-endap masuk kerumah salah satu warga didesanya. Tak lama
kemudian laki-laki itu keluar dari rumah itu dan bergegas lari sekencang
kencangnya, yang dilakukan si joko adalah memberanikan dirinya untuk pergi
mengikuti laki-laki tersebut, setelah mengikutinya beberapa puluh menit
kemudian sampailah joko di rumah kecil berdidnding bambu yang sudah tua dan
hamper runtuh, ketika laki-laki tersebut masuk kerumahnya, joko mengintip
laki-laki itu lewat lubang kecil disamping rumah itu, dan yang joko lihat
adalah sesosok perempuan dan anak bayi yang masih menyusui, sampai perempuan
itu bertanya kepada laki laki itu “bagaimana ayah pekerjaannya ?” kemudian laki
laki tersebut menjawab “alhamdulilah pekerjaan ayah lancer-lancar saja bunda”. Kemudian
joko pun tercengang melihat keadaan satu keluarga tersebut, yang hidup miskin
dan susah untuk makan sehingga suami dari perempuan itu mencuri dan berbohong
kepada istrinya. Mulai mucul pertanyaan-pertanyaan di benak joko, “siapa yang
salah yah? Yang mencuri atau yang dicuri? Tapi kalau laki-laki itu tidak
mencuri mungkin keluarganya akan mati kelaparan? Ataukah mungkin ini sudah
takdir tuhan ?”Tanya joko kepada dirinya sendiri. Begitu kritis pemikiran joko
yang baru menginjak usia delapan tahun itu.
Seperti hari biasa joko pergi ke sokolah
untuk belajar, disekolah joko selalu pandai bertanya pada gurunya dan selalu
mendapat nilai yang baik dan mendapat peringkat pertama. Beberpa tahun kemudian
tepatnya di usia dua belas tahun, dimana joko sudah menginjak kelas enam dan
siap untuk menghadapi ujian nasional. Ketika hari ujian nasional dimulai, joko
mengerjakan soal-soal begitu mudahnya dan keluar kelas dengan cepat, saat
pengumuman joko lulus dan mendapatkan prestasi siswa terbaik. Beberapa bulan kemudian joko masuk ke SMP
Tiara Bakti, tak jauh dari SD-nya yang dahulu, seperti ketika masih kecil, joko
selalu dibumbui pertanyaan-pertannyaan kritis.
Suatu hari ketika belajar mata
pelajaran geografi, joko mengetahui bahwa bumi itu bulat ditandai ketika kapal
berlabuh, yang terlihat dari kapal tersebut adalah bendera diatas kapal yang
terlihat lebih dulu, lalu mulai muncul pertanyaan dibenak joko,”kalu bumi ini
bulat, satu, dan tak ada sisi nya seperti persegi panjang, kenapa harus ada
negara yang memecah belah persatuan ?, kenapa semua orang harus berperang?
Kenapa semua orang harus bertikai, knapa semua orang harus berebut, padahal
kita ini satu kesatuan, bukan Indonesia bukan inggris, bukan juga Malaysia,
kita sama-sama penduduk bumi!” Begitulah pertanyaan-pertanyaan joko yang sangat
kritis terhadap dunia, pada saat upacara tepatnya pada hari senin ketika
dibacakan UUD 1945, Pancasila, dan Ikrar Pelajar, joko tidak mau mengikuti hal
tersebut dan tidak mau meletakkan tangan kanan didada sebelah kirinya.
Kemudian pembina upacara datang
menghampiri joko yang berada dibarisan kelas satu sebelah kiri lapangan,
Pembina itu bertanya kepada joko sambil menggunakan nada yang keras, dia
bertanya ”joko! Kenapa kamu tidak mau mengikuti Pancasila, UUD, dan Ikrar Pelajar
?!” kemudian joko menjawab “bapak adalah seorang kepala sekolah dan mempunyai
gelar master, apakah bapak tidak belajar geografi? bapak tahu kalau bumi itu
bulat?” kemudian bapak itu menjawab,”iya saya tahu, bumi itu bulat!” Kemudian
joko menjawab, “kalau bapak tahu bumi itu bulat, kenapa kita tidak bersumpah
atau berikrar untuk bumi saja? Bukan untuk Indonesia, kalau bapak bersumpah
untuk Indonesia, bapak sama saja menganggap bahwa bumi itu datar” begitulah
kata joko, sejak saat itu upacarapun secara otomatis dibubarkan dan joko dipanggil
keruang kepala sekolah, ternyata yang terjadi joko dikeluarkan dari sekolah
yang penuh dengan tekanan itu.
Hari mulai berganti, dikeluarkannya
joko dari sekolah tidak membuat joko menjadi apatis, setiap harinya joko selalu
belajar ilmu sosial dan sains, serta mempelajari gejala sekitar untuk membaca
permasalahan alam sekitar. Suatu hari di desa joko didatangi beberapa orang
yang menggunakan jas rapi dan menggunakan mobil mewah, setelah bertanya-tanya
kepada orang-orang, ternyata sekelompok orang tersebut ingin membeli hutan di
desanya, beberapa hari kemudian pohon-pohon di hutan yang dibeli pengusaha
tadi, ditebangi sampai habis, akibatnya desa tersebut menjadi gersang dan
resapan air di desa tersebut berkurang. beberapa hari kemudian di desa tersebut
terjadi hujan lebat, akibatnya desa tersebut yang tadinya mempunyai resapan air
yang banyak, sekarang dilanda longsor, dan menimpa rumah salah satu waarga
desa, sampai tewas. Beberapa hari kemudian setelah dilanda longsor, desa
tersebut terkena musibah kemarau, sehingga banyak petani didesa tersebut gagal
panen. Setelah petani gagal panen kriminalitas di desa tersebut semakin
meningkat contohnya seperti penciri-pencuri di desa tersebut semakin banyak dan
barang-barang milik warga desa tersebut satu persatu hilang. Warga desa mulai kebingungan akal
permasalahan tersebut, tetapi joko mengetahui permasalahan sebenarnya, semua
yang terjadi adalah karena hutan yang di beli para pengusaha itu adalah
penyebabnya, sejak saat itu joko hanya merenungkan kejadian didesanya itu, di
usianya yang masih sangat muda joko sudah bisa berfikir seperti itu.
Setelah kejadian-kejadian itu joko
makin tekun dalam mempelajari ilmu penegetahuan baik sosial maupun sains.
seiring berjalannya waktu, joko telah mempelajari berbagai sistem ekonomi, baik
itu kapitalisme atau sosialisme, ternyata setelah diselidiki dari kedua sistem
tersebut, semuanya menyebabkan adanya kelangkaan, kemudian joko mulai
mempelajari kitab-kitab agama, seperti Injil, Al-quran dan sebgainya, ternyata
yang joko temukan hanyalah peraturan, isinya hanya mengatakan apa yang
seharusnya, namun tidak memberikan solusi yang jelas.
Beberapa tahun kemudian diusianya
yang mulai menginjak dua puluh tahun, joko melakukan penelitian-penelitian
terhadap sistem-sistem ekonomi, tetapi mulai dari mempelajari pemikiran para
tokoh sampai dengan mewawancarai para pengusaha, joko tidak menemukannya. Suatu
hari joko ingin makan siang di tempat nasi uduk dimana tempat biasa joko
bersantai dan makan siang, tempat nasi uduk itu sangat ramai sekali bahkan
sampai mengantri, jadi keuntungan yang didapatkan ibu penjual nasi uduk itu pun
sangat besar dan dapat menyekolahkan anaknya sampai kelas dua SMA. Keesokan
harinya tak jauh dari penjual nasi uduk itu pun ada satu rumah yang berdagang
nasi uduk juga dengan harga yang lebih murah dan banyak pilihan lauknya, pada
saat itu ketika joko sedang berjalan dan mengamati tempat kedua nasi uduk itu
joko merasa kaget, karena ibu yang pertama berjualan nasi uduk itu dagangannya
tidak laku lagi karena konsumennya beralih ke pedagang nasi uduk yang baru,
bebrapa hari kemudian anaknya berhenti bersekolah karena yang pedagang nasi
uduk bingung untuk membiayai sekolah anaknya, dari hal tersebut manusia sangat
lah kejam, “apa bedanya kita dengan hewan yang ada dihutan, bagiku desa ini
atau semua kota yang ada didunia ini adalah hutan yang berlaku hukum rimba, dan
yang kuatlah yang menang” kata joko. Dari peristiwa tersebut jokopun mengetahui
bahwa semua orang yang tidak mempunyai uang akan menjadi bodoh karena tidak
bisa membiayai pendidikannya, dan sudah pasti yang miskin akan semakin miskin.
Pada tanggal satu mei tepatnya pada
hari buruh sedunia joko mendukung untuk menaikan gaji si pekerja, karena dengan
gaji yang amat kecil buruh susah untuk membiayai hidupnya. beberapa hari
kemudian ketika joko sedang menonton TV, ada berita bahwa sekitar empat ratus
ribu orang melakukan demonstrasi untuk menaikkan gaji buruh, saat itu joko
sangat senang karena tetangganya yang mengikuti demo tersebut dinaikkan
gajianya oleh perusahaan, tetapi pada suatu hari ketika joko ingin membeli
sembako, ternyata haga sembako naik. Kemudian joko mulai berfikir lagi, “kenapa
yah, kok bahan-bahan sembako bisa naik? Apa penyebabnya?” tanya joko. Di kamarnya
joko berjalan kekanan dan kekiri dan diulangi terus, dengan otak yang cerdasnya,
joko menemukan penyebabnya, bahwa penyebab harga sembako naik adalah karena
demonstrasi para buruh kemarin, bila pengusaha menaikkan gaji si buruh, pengusahapun
ikut menaikkan harga barang untuk mempertahankan keuntungannya. Sungguh blunder
ekonomi di negara ini bahkan di dunia” kata joko sambil memegang dagunya. Joko
berfikir seolah pemerintahpun tak ada gunanya karena perekonomian selalu di
gerakkan oleh permintaan dan penawaran.
Suatu hari joko melihat berita bahwa
amerika menggunakan teknologinya untuk membuat senjata dan bom, dan juga ketika
joko membaca suatu artikel, joko menemukan hal yang menarik bahwa barang-barang
seperti telepon genggam, motor, mobil dan sebagainya telah di rancang waktu
kerusakannya agar konsumen dapat membeli barang tersebut lagi. Kemudian joko
mulai merenungkannya lagi dengan gaya memegang dagunya itu, joko mengambil
kesimpulan bahwa disini ada penyimpangan teknologi yang harusnya dapat membantu
manusia malah membuat manusia menderita.
Melihat permasalahan-permasalahan di dunia
tersebut membuat joko galau karena ironis sekali dan amat kejamnya dunia ini,
joko menyadari dengan diketahuinya akar-akar permasalahan tersebut joko tak
mungkin berdiam diri saja, joko mengetahui bahwa masyarakat sekarang masih
sangat primitif dengan menggunakan uang dan mempunyai sifat meterialistis, lalu
joko berkata “ masyarkat ini hanyalah masyarakat palsu, dunia ini seperti drama
yang diatur hanya oleh segelintir orang saja”, selain itu joko berfikir bahwa
masyarakat kita ini adalah masyarakat yang terburuk dalam sejarah manusia,
termasuk joko pun merasa dirinya buruk karena pernah berkecimpung dalam sistem
ini. Joko berkata sambil berteriak sendiri di kamarnya “masyarakat ini hanyalah
masyarakat palu !! padahal kita punya otak, kita punya ilmu pengetahuan dan
sumberdaya manusia yang banyak, dan teknologi yang sangat berkembang,
sepertinya saya harus mengubah peradaban di dunia drama ini, aku yakin banyak
orang sepertiku diluar sana” kata joko. Joko pun menyadari bahwa keadaan
didunia yang sekarang dengan peradaban jaman dulu tidak lah berubah, masih
banyak orang yang kelaparan, walaupun sumber daya alamnya masih sangat banyak,
orang-orang yang kelaparan itu tidak bisa membeli makanan karena tidak
mempunyai uang, joko pun berfikir bahwa sistem yang sekarang ini yang hanya
berlandaskan keuntungan para pemilik modal dan berlandaskan hukum rimba, atau
kompetisi antar manusia telah gagal dan sudah berkarat, kesengasaraan
didesanya, seperti bencana yang melanda desanya dan seorang pedagang nasi uduk
yang tidak bisa menyekolahkan anaknya karena tidak mempunyai uang menjadi
motivasi bagi kehidupan joko, joko juga termotivasi dengan inkompetensinya
pemerintah, dunia akademis, dan para pegiat hukum yang tidak bisa memberikan
solusinya. Akhirnya joko-pun sadar bahwa daripada joko memberikan solusi satu-persatu,
lebih baik joko benar-benar mendesain ulang kehidupan. Sejak saat itu joko
mulai melakukan risetnya dan mencari solusi untuk mendesain ulang kehidupan
yang baru, yang mana bisa menyelesaikan permasalahan terdahulu yang pernah
dialami joko. Selama bertahun tahun, joko melakukan risetnya, dan belajar ilmu
sains dan sosial, akhirnya joko menyelesaikan risetnya dalam waktu 30 tahun,
tepatnya sekarang joko sudah berumur 50 tahun. Dengan solusi yang ditemukan
joko, tidak mungkin joko bergerak sendirian, maka dari itu joko akhirnya
memberanikan diri untuk masuk ke kampus-kampus. Suatu hari dimana matahari
dengan panasnya yang menyengat, joko akhirnya berangkat ke suatu kampus di
Jakarta untuk melakukan misinya. Ketika joko sampai disalah satu kampus di jakarta
joko melihat sekumpulan mahasiswa sedang berdiskusi masalah ekonomi dunia, pada
saat itulah joko mulai berkenalan dengan salah satu pengurus organisasi diskusi
tersebut, setelah berkenalan, malam harinya joko diperbolehkan untuk menginap
di sekretariat organisasi itu. Keesokan harinya ketika organisasi ini ingin
membuat acara diskusi lagi joko meminta menjadikan dirinya sebagai pemateri dalam
diskusi tersebut, dan syukurnya, akhirnya joko diperbolehkan untuk menjadi
pemateri dan menjelaskan atau mempresentasikan tentang penemuannya itu yaitu The
Earth Project. Beberapa menit kemudian joko mulai dipersilahkan oleh
moderator untuk melangkah ke podium, tak ingin bersabar lagi, joko segera
melangkahkan kakinya keatas podium. Dengan bermodalkan slide power point joko
mulai mempresentasikannya.
Banyak sekali mahasiswa yang hadir
pada waktu itu, joko malah sangat bersemangat akan hal tersebut. Tak panjang
lebar lagi setelah joko memperkenalkan dirinya, joko langsung memulai
presentasinya.
Menurut joko perubahan yang joko rencanakan adalah perubahan yang
memungkinkan untuk merubah pola pikir masyarakat dan dapat membuat semua orang
didunia hidup damai tanpa berkompetisi dan dapat berkelanjutan. dimana manusia,
alam, dan teknologi dapat hidup berdampingan dan bukan merusak satu dengan
lainnya, dan dimana hak asasi bukan hanya diatas kertas melainkan cara hidup
masyarakat. Perubahan atau peradaban baru yang diciptakan oleh joko tersebut
diberi nama The Earth Project, dimana kemiskinan, kelaparan, perang, kompetisi,
kelangkaan, hanya akan menjadi artefak disebuah museum. Menurut joko, bahwa
semakin jelas bahwa sesuatu yang kurang menyebabkan berlanjutnya masalah yang
kita hadapi saat ini. The earth project tersebut membahas akar permasalahan
kehidupan kita yang primitif ini, yang mana akar permasalahan menurut joko yang
pertama ialah adanya kegagalan sistem. Joko berkata, “saat ini kita tak
mempunyai banyk alternatif, kita belawanan dengan ciptaan kita sendiri, solusi
dari masa lalu sudah tidak relevan dan sudah berkarat” .
Joko
sudah banyak sekali melihat berbagai kerusakan dilingkungannya, dan joko
berfikir bahwa manusia memang benar-benar menuju titik kematian, dimana bencana
alam jawabannya. Joko ingin menerapkan sistem yang lebih tepat dan relevan
untuk masyarakat berkelanjutan khususnya anak-anak dan cucu joko, dan juga
dengan menerapkan adanya kebebasan yang lebih. Joko mulai berbicara dengan
memegang dagunya lagi, dan joko berkata “sepertinya orang Indonesia telah
dikondisikan dengan pola masyarakat yang harus punya mobil tahun depan, yang
harus mempunyai telepon genggam tahun depan, harus beli TV baru, joko
mengetahui bahwa masyarakat sebenarnya sudah radikal tetapi institusi sosial
dan politik tidak berubah, disitulah joko melihat bahwa kehidupan terasa
terstagnasi, karena joko melihat masyarakat kita selalu menyamakan ide-ide baru
dengan komunis yang dianggap kejam dan rezim, Joko melihat bahwa masyarakat
diajarkan takut akan hal yang baru.
Joko
melihat bahwa tidak ada sistem ekonomi dunia seperti sosialisme, komunisme,
fasisme, atau pasar bebas yang berhasil mengatasi masalah elitisme,
nasionalisme, rasisme,yang berhasil mengatasi masalah kelangkaan.
Dari riset yang selama ini ditekuni joko bahwa masalah itu terjadi karena adanya kelangkaan, selain itu disebabkan juga adanya ketimpangan ekonomi. Karena menurut joko ketika uang melandasi regulasi dan distribusi barang demi keuntungan, masyarakat, bangsa, negara, dan penjual nasi uduk pun akan mementingkan dirinya sendiri dan mencari profit lewat kompetisi atau lewat perang yang dilakukan oleh negara untuk mengambil sumberdaya alam negara yang kalah. Joko berkata” perang adalah cerminan kegagalan untuk menyikapi perbedaan yang satu dengan yang lainnya, dan menurutnya perang yang dilakukan hamipir semua negara hanyalah pemborosan sumber daya alam dan pemborosan nyawa manusia. Pada saat itu penonton sangat tercengang bahkan banyak dari mahasiswa yang terharu akan kejadian itu. Joko berkata pada penonton “secara umum perang adalah perebutan sumber daya dan mempertahankan keuntungan diferensial dan bukan berlandaskan martabat manusia serta bukan karena kesejahtraan, bisa saja kita mensejahtrakan para pemenang dari perang tersebut, tetapi jika melihat negara yang menjadi korban kekalahan perang, tampaknya banyak sekali kerusakan yang ditimbulkan baik hancurnya sumber daya alam maupun sumber daya manusianya”. Lanjut joko kepada penonton ”perbuatan keji tersebut dalam mengatasi perbedaan ini menjadi makin parah kerena manusia yang tewas bukan sedikit melainkan banyak. Tak dapat dipungkiri bahwa manusia sekarang akan bahagia ketika negaranya menang dan negara yang kalah banyak manusia yang tewas”. Menurut joko perang juga adalah salah satu penyimpangan teknologi, seperti nuklir yang harusnya bisa digunakan untuk pembangkit listrik, tetapi karena adanya perang dan perbedaan, nuklir malah dirakit menjadi bom untuk melukai orang lain.
Joko bertanya,”bagi
sebagian pengusaha, perang adalah salah satu peluang bisnis yang besar bagi
industri bahan kimia atau pembuat senjata, kalau keuntungan diambil dari perang
apakah audience akan mendapatkannya ?” tanya joko kepada penonton. Kemudian
joko berkata “jika anda dijadikan tentara negara dan mempertaruhkan nyawa demi
negara mereka juga harus memasukan semua industri alat perang : tiap pembuatan
meriam, pembuatan senapan, mobil perang, kapal perang, semua akan didaftarkan,
sehingga upahnya sama dengan tentara, maka itu wajar, tetapi jika anda menjadi
milyader dengan menjual senjata kepada tentara itu sama dengan korup, dan jika
saja saya mempunyai ribuan bahkan jutaan tentara saya akan membuat mereka
menjadi seorang pemecah masalah kelangkaan, kelaparan, dan kemiskinan, dan bisa
berdamai dengan bangsa lainnya, bukan menjadi mesin pembunuh, tetapi disistem
yang sekarang ini mereka semua dilatih seperti itu, saya ingin melatih tentara
indonesia untuk datang ke salah satu negara, sebut saja Malaysia yang beberapa
waktu lalu terjadi pertikaian yang mana saya akan menjembatani perbedaan
diantara keduanya, jadi semua bangsa dapat hidup berdampingan” tutur joko pada
penonton.
Selain itu menurutnya
kehidupan yang sekarang terjadi baik itu sifat korup manusia, sifat serakah
manusia, dan sifat lainnya bukanlah hasil keturunan atau sifat yang diturunkan
melalui gen, malainkan sistem yang berlalu dimasyarakat adalah bagian dari
pendidikan, seperti buku yang dibaca, model pakaian yang ditiru serta orang-orang
yang dikagumi, jadi gen memang tak ada hubungannya kecuali bentuk fisik seperti
mata, hidung, dan sebagainya. Kata joko kepada penonton, “kita tidak lahir dengan
keserakahan, dengki, kebencian dan kefanatikkan, perilaku dan nilai nali kita
adalah cerminan budaya yang kita terima”. Kemudian joko memberikan satu contoh
kepada penonton, dia berkata “jika kamu dibesarkan oleh suku bar-bar di hutan
amazon anda akan menjadi salah satu dari mereka, jika saya mengatakan kepada
anda, apakah anda terganggu jika saya mengkoleksi 5 buah tengkorak? Maka saya
akan menjawab “tentu saja saya terganggu, karena seharusnya saya mempunyai
lebih banyak tengkorak dari pada anda” kemuadian joko berkata ”apakah itu
normal? ya, pasti itu sangat normal dalam budaya saya. Penonton mulai
mengagguk-anggukan kepalanya.
Menurut joko kepada
penonton bahwa “masyarakat yang sekarang mengutamakan profit akan menimbulkan
permasalahan, dan prilaku menyimpang yang saat ini banyak terjadi, walaupun
sudah banyak hukum yang ditegakkan itu bukanlah solusi, hukum diperbanyak
hanyalah untuk merauk keuntungan”.
Joko mengatakan bahwa “yang
dibutuhkan bukanlah pemerintah yang etis melaikan bagaimana kita mengolah
sumber daya alam yang efektif, efisien, serta berjelanjutan, diri kita dan
tatanan sosial kita adalah dalam masa transisional, adalah bentuk evolusi
sosial. Jika ingin melalui masa sulit ini, kita harus beradaptasi pada
perubahan, dan segala sesuatu berubah termasuk tatanan sosial kita. Bumi masih
kaya akan sumber daya, tindakan mendistribusi sumber daya melalui kontrol
moneter tidak relevan terhadap kelangsungan hidup kita, saat ini kita mempunyai
teknologi yang canggih, tetapi sistem ekonomi dan tatanan sosial kita tidak
menyesuaikan dengan hal itu yang sebenarnya mampu menciptakan kelimpahan dengan
mudah tanpa harus membudak atau berhutang. Tidak ada cukup uang untuk kebutuhan
tiap orang, apalagi untuk tujuan yang ambisius, tetapi sumber daya alam masih
cukup untuk semua orang jika dikelola dengan cerdas”. Setelah joko sekian lama
menjelaskan kepada penonton tentang apa saja permasalahan di dunia ini,
kemudian joko mulai menerangkan sistem yang mempu merubah peradaban yaitu The
Earth Project.
Joko mengatakan pada
penonton “disistem ini, dimana semua barang dan jasa tersedia untuk semua orang
tanpa perlu menggunakan uang, sistem ini berbeda sekali dengan sistem yang
pernah ada. Sistem ini beroperasi berdasarkan sumber daya yang ada dan
membuatnya tersedia bagi semua orang, gratis tanpa berlebelkan harga, saat ini
kita mempunyai sumber daya lebih dari cukup untuk membengin masyarakat yang
lebih maju. Kita punya sumber daya kita punya teknologi maka hanya perlu
diterapkan. Salah satu aspek utama the earth project adalah menghilangkan
kelangkaan ketika teknologi diterapkan, karena jika kita menjalankan sistem ini
dan ada kelangkaan maka sistem ini gagal. Jika sistem ini diterapkan pada
masyarakat tanpa sumber daya juga akan gagal. Saat ini dengan teknologi kita
mampu membuat segalanya tersedia, selama kelimpahan tersedia, maka tidak akan
ada lagi keserakahan, keegoisan dan sebagian kejahatan dan perilaku
menyimpang”. Ketika ditengah-tengah penjelasannya ada salah satu mahasiswa yang
bertanya tentang insentif, mahasiswa itu bertanya “ jika semua kebutuhan telah
terpenuhi, apakah kita tidak perlu bekerja?” kemudian joko menjawab “disistem
The Earth Project ini tidak adanya orang yang bekerja, melainkan inovasi
seseoranglah yang muncul, buktinya banyak sekali penemu-penemu seperti Albert Einstein
dan sebagainya”.
Joko berkata “bahwa di
sistem ini tidak mendiktekan kesamaan, melainkan mendorong atau mendukung
keberagaman, karena semakin beragam, maka semakin meningkat pula individualitas,
maka saya menekan individualitas, kreatifitas, dan inovasi”.
Kemudian joko melanjutkan
bahwa “kunci mencapai kelimpahan dan standar hidup tinggi bagi semua orang,
yaitu mengotomatisasi, sebanyak dan secepat mungkin. Masalah kita bersifat
teknikal bukan politik, semua permasalahan dapat diselesaikan dengan mudah jika
sains dan teknlogi digunakan untuk melayani semua orang.
Setelah sekian lama
menjelaskan penemuannya, para penonton akhirnya bangun dan bertepuk tangan
semua selama lima menit, kemudian mahasiswa-pun bersorak-sorak akan penemuannya
itu, dan sejak saat itu semua mahasiswa yang berada diruangan itu setuju untuk
bekerja sama.
Keesokan harinya mahasiswa
mulai bergerak menyebarkan penemuan tersebut, lewat internet dan sebagainya.
Beberapa bulan kemudian akhirnya penemuan tersebut menyebar keseluruh
indonesia, dan tiga bulan kedepan penemuan itu menyebar keseluruh dunia.
Saat itu mereka setuju
untuk melakukan diskusi untuk melaksanakan kapan waktu revolusi akan berjalan,
ketika sudah ditetapkan bahwa revolusi akan dilakukan pada hari minggu, pada
saat itu semua warga negara berkumpul di kontor kepresidenannya disetiap negara
masing-masing, dengan membawa semua uang yang di punya. Dengan serentak pada
hari minggu pagi mereka membuang semua uangnya didepan kantor kepresidenan
setiap negara, mereka membakar uang tersebut. Dan keesokan harinya semua
manusia mulai berjalan dengan damai, tanpa kompetisi lagi, dan akhirnya mereka
mulai berinovasi untuk membagun dan memperbaiki dunia.
paragraf terakhir : "yang di punya" mungkin "yang mereka punya" kali mam biar enak bacanya.
BalasHapus