--- Lompatan kultural ras manusia serta paradoks ekonomi
dalam perkembangan pengetahuan (pendidikan) bagi kecerdasan homo sapiens –
By:
Zakaria achmadi zein
Dunia
datang menjadi keberadaan sekitar empat sampai satu setengah miliyar tahun yang
lalu, dan segala urutannya dari ikan-ikan yang bentuknya aneh dan monster
dinosaurus yang telah beraksi sebelum kita. Jutaan tahun lalu nenek moyang kita yang sedikit mirip dengan rekannya yaitu kera, yang kebanyakan menghabiskan waktunya di
pohon. Lalu beberapa dari mereka yang sedikit liar (berperilaku aneh) mencoba untuk melakukan sesuatu (rentetan waktu yang panjang dengan berakhir turunnya beberapa yang "liar" dari pohon) yang berimplikasi pada membuat terjadinya perbedaan.
Setelah melalui berbagai macam proses yang telah mengubah
fisik pada nenek moyang kita, kita pun mengalami beberapa lompatan kultural
dikehidupan kita. Terdapat beberapa macam lompatan kultural yang terjadi dalam
perkembangan homo sapiens sampai pada saat ini dan saya akan mencoba meringkas
saja dimana lebih mencoba fokus lompatan kultural di segi sosial.
Manusia telah membuat tiga langkah jauh
dari sepupu hewannya. Loncatan kultural yang pertama ditenggarai ketika dia
mulai menggunakan api, peralatan, dan bahasa. Meskipun makhluk dari spesies
kita , homo sapiens, telah berada lama disini , karbon radioaktif menunjukkan
penanggalan yang nenek moyang kita mulai menggunakan peralatan-peralatan dan
api dimulai 600.000 tahun yang lalu.
Permulaan
dari bahasa mungkin ditenggarai beberapa ribu tahun yang lalu. Ini merupakan
sebuah lompatan yang sangat hebat dan turut
serta peran anatomi tubuh yang bernama
area borca lah yang sangat berperan dalam hal ini, menjadikan kita organisme
yang mempunyai komunikasi yang kompleks. Perkembangan bahasa kita mungkin
bermain peran dalam membantu kita menjadi makhluk cerdas seperti sekarang .
Lompatan
kultural yang besar kedua diambil oleh nenek moyang kita sekitar 7.500 tahun
yang lalu. Perkembangan dari bercocok tanam dan berburu memungkinkan kita untuk
hidup di kerumunan.
Ketika
manusia mulai mencoba merngumpulkan makanannya, dia bisat tinggal tetap di
suatu tempat atau mungkin bisa
mengelilingi segala penjuru tempat. Secara sosial dan teknologi, banyak sekali
hal yang mulai muncul untuk pertama kalinya. Roda mulai dikembangkan, manusia belajar
bagaimana cara untuk memanaskan baja agar mudah dibentuk sehingga dapat dikelola
dan dibentuk menjadi bentuk yang berguna. Manusia berkembang dengan mulai cara bekerja
yang mulai membajak lahan dan menenun pakaian. Pola pola sosial yang dibutuhkan
di dalam kehidupan kota pun mulai dibutuhkan. Manusia memperkuat struktur-struktur
politik dan diciptakannya pasukan dengan intrumen-instrumen mematikan. Dengan
ribuan tahun setelah nenek moyang kita memperoleh cara untuk mengumpulkan
makanan, pola kultural dari kehidupan kota, politik, bisnis, dan teknologi
ditemukan. Sejak nenek moyang kita yang memulainya kenyataannya perubahan
sosial yang terjadi sangat sedikit sampai sekarang. Kita tidak berubah secara
pola kehidupan sosial.
Banyak
antropologis menganggap kota sebagai
ciptaan sosial yang paling mendasar oleh kita. Kota pertama bermula di kawasan
Asia barat, dan pola dari kota yang bekerja dengan sangat baik muncul di Mesopotamia sekitar 4.500 sampai 4.000
sebelum masehi. Kota-kota tidak muncul di China
sampai sekitar 2.000 sebelum masehi. Eropa menguntit sampai orang orang Yunani membuatnya secara
bersama-besama beberapa kota sekitar 900 sampai 800 sebelum masehi. Kota tidak
kelihatan di Skandinavia sampai muncul setelah 1000 tahun setelah masehi.[1]
Kita
telah mengalami lompatan kultural yang sungguh panjang, dari segi ekonomi ,
bisa dibilang berperan dalam kemajuan cara berpikir kita sampai pada saat ini.
Pengetahuan manusia terus menerus bertambah seiring lompatan kultural terjadi,
jikalau secara fundamental ekonomi diartikan sebagai suatu cara dari kita
(manusia) memenuhi kebutuhannya , maka hal tersebut membawa peranan penting
dalam kemajuan pengetahuan kita di waktu sekarang ini.
Kita
mulai mencoba dengan fase yang panjang membuat perubahan yang sungguh dinamis
dari segi teknologi, turut peran ekonomi adalah manusia mulai menggunakan ilmu
pengetahuan untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia mulai menggunakan air sebagai
sumber kekuatan untuk memutar sumber tenaga Mill dan tidak menggunakan otot
manusia lagi, kita berkembang karena kita mencoba bertahan hidup untuk memenuhi
kebutuhan kita. Kita mulai membajak lahan dan menggunakan baja dan segala macam
alatnya untuk berburu yang menambah peran dala perkembangan kecerdasan homo
sapiens.
Dan
sesungguhnya saya ingin juga membawa topik kemunculan uang secara komprehensif,
tetapi itu akan memakan banyak waktu dan menghilangkan fokus dari konten
tulisan ini serta akan terasa sangat membosankan.
Pada
awal ini saya telah menunjukan proses evolusinya nenek moyang kita dari segi
pola-pola sosial, saya menyadari masih banyak yang terjadi dari lompatan
kultural yang terjadi , tetapi seperti yang saya sudah saya jelaskan diawal,
saya mencoba meringkasnya saja, karena akan terlalu panjang dan hal tersebut
juga tidak menjadi fokus yang fundamental dalam tulisan ini.
Ekonomi
jika kita mengartikannya secara garis besar adalah bagaimana cara suatu makhluk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Alasan “why” dan sebab “wherefore” menjadikan kita
makhluk cerdas juga berdasarkan proses bagaimana kita beradaptasi dalam
memenuhi kebutuhan hidup kita.
Kita
menyadari dari waktu ke waktu teknologi terus menerus berkembang pesat dengan
tujuan memudahkan kehidupan kita, dan menandakan bahwa kita sebagai makhluk
dengan inteligensi yang mempunyai cara untuk mengetahui sesuatu. Berkembangnya
kita menjadi acuan pula berkembangnya sistem sosial kemasyarakatan yang ada
sekarang.
Ekonomi
sebagai salah satu ilmu yang ada mampu menjadikan kita makhluk yang serba
mempunyai keinginan, proses itu pula yang menjadikan kita sampai seperti keadaan
saat ini, kita terlihat begitu kompleks sebagai manusia , tetapi keyataannya
adalah kita tetaplah bagian dari masa lalu nenek moyang kita, Homo sapiens.
Acuan
utama yang menjadikan kita sekarang entah itu dengan sendirinya atau dengan proses
yang menjadikan sesuatu tersebut atau dengan kata lain ketentuan alam yang
telah menjadikan kita mempunyai bakat alami sebagai organisme,dimana yang mampu
belajar dengan cepat.
Tetapi sesuai dengan runtutan alam semesta ,
entah itu dimulainya big bang, kemudian
posisi bumi yang berada di zona goldilocks (zona yang tepat buat terjadinya
kehidupan organisme) , menjadikan rentetan bahwa kehidupan itu terjadi karena
sifat yang pasti dari alam melalui mekanisme perhitungan yang rumit , membuat
seolah terlihat tidak pasti, kita menjadi seperti sekarang dengan kenyataan
yang sejatinya mudah diperhitungkan tetapi kelihatannya kompleks.
Ekonomi
turut mengambil andil dalam perkembangan kecerdasan homo sapien, dengan syarat
jika kita mengartika ekonomi sebagai suatu cara untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup. Kita berkembang hingga sekarang secara ilmu pengetahuan dan
teknologi. Semakin lama kita semakin menemukan cara untuk menemukan cara
memudahkan hidup kita.
Tetapi
kita bisa mencoba membongkar apakah ekonomi mutlak sebagai salah satu yang
menjadikan kita makhluk yang cerdas, kita mempunyai lompatan kultural yang
sungguh jauh dari nenek moyang kita, saat ini mungkin sudah tak bisa dikatakan
seperti itu lagi.
Kita
sudah terpaku di jaman yang katanya modern saat ini, dengan semua intrik
permasalahan yang sosial ekonomi yang terjadi saat ini memungkinkan kita untuk
berkaca ulang apa sebenarnya yang terjadi dengan peran ekonomi itu sendiri
terhadap kecerdasan kita di sekarang ini, melalui pendidikan berbasis kurikulum
, yang sesungguhnya saya secara subjektif menganggap itu semua sampah, karena
kita menjadi kelihatan makhluk yang tak pernah mempunyai cara mengetahui
sesuatu yang baru, tidak seperti yang telah dilakukan para nenek moyang kita
yang selalu menemukan cara baru untuk memenuhi dan memudahkan kebutuhan
hidupnya atas lompatan kultural yang terjadi, di saat ini kita tidak dijadikan makhluk
inteligensi, kita dengan kurikulum pendidikan berbasis mayoritas di dunia
sekarang hanya menjadikan kita robot penghafal sebagai mesin dari kontestasi
politik para korporasi raksasa yang ada dijaman sekarang, di jaman sekarang
saya hanya bisa bilang kita hanya sampah, jika melihat perbandingan kehidupan sosial
nenek moyang kita yang menjadikan itu
sebagai media pengembangan diri atas suatu permasalahan tertentu , semisalnya
memenuhi kebutuhan. Mereka terus menerus belajar dari alam atau bisa di bilang
beradaptasi menjadikan pola sosial yang menyatu dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat mempermudah kehidupannya.
Kelihatan
sebagai sebuah paradoks raksasa sebenarnya kita terlihat sengaja di buat tidak
boleh mengetahui apa apa, proses panjang sampai terjadinya kontestasi bisnis
maha agung yang terjadi sekarang ini, atau dengan hipotesis singkat, kita
diperbodoh melalui pendidikan.
Basis
pendidikan yang ada pula menjadikan kita mayoritas seperti sekarang ini , kita
seperti robot penghafal, dan jika kita masih mempercayai basis ilmu yang
terdapat di sistem pendidikan sekarang yang dapat mempengaruhi kecerdasan ras
manusia itu hanyalah non sense pada kenyataannya.
Kita
seperti makhluk yang menyedihkan, kita bahkan tak pernah bisa berperan lebih
dalam membantu kebaikan alam yang telah membantu proses keberadaan kita, kita
menyembah sesuatu yang tidak kelihatan, tetapi kita menghancurkan sesuatu yang
jelas jelas ada kelihatan dan berperan dalam kehidupan kita.
Makhluk
macam apa kita ini, dijaman sekarang saya tak bisa menyatakan lagi bahwa
mayoritas sudah tidak bisa dikatakan makhluk yang berintelegensi lagi, dengan
sistem pendidikan yang ada kita mendukung terjadinya pemudaran atas stigma
makhluk yang berinteligensi.
Secara
ekonomi yang diterapkan dijaman sekarang memang harus demikian adanya, untuk
mendukung hukum kekal bisnis yang ada, pendidikan pun juga menjadi seperti
demikian adanya, dan entah apa yang diperlukan lagi bahwa apa yang telah
dilakukan homo sapiens saat ini, proses lompatan kultural yang panjang
menjadikan kita mempunyai gejolak tersendiri.
Basis
waktu pun turut berperan dalam perkembangan kehidupan ras manusia dan
sosialnya, entah itu pergerakan materi partikel elementer di alam semesta yang
sungguh tidak dapat diprediksi menjadikan kita makhluk seperti sekarang, tetapi
dengan keyakinan yang ada saya dapat dengan optimis manusia mampu melewati fase
ini di lompatan kultural pada abad abad selanjutnya.
Dan
menjadikan stigma kita yang mengaku sebagai makhluk yang berintilegensi tinggi
menjadi suatu pewujudan yang nyata, dan membuktikan kita sebagai makhluk
mencapai evolusi yang paling tinggi di muka bumi.
Sekian...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar