Kamis, 07 Mei 2015

Apa Kabar Indonesia ?

Penulis : Zaky Mubarak (1113046000118)
Muamalat FSH UIN Jakarta



Apa Kabar  Indonesia ?
 Zaky Mubarak
         
            Seiring dengan berkembangnya pola modernisasi yang ditularkan dari negara luar, membuat Indonesia mau tidak mau untuk tetap mengikuti pola perkembangan tersebut agar pada nantinya  tidak tertinggal dari bangsa lain dalam segi aspek apapun. Dan salah satu kunci agar bangsa ini tetap  maju dan bisa bersaing dengan negara luar yakni dengan adanya pendidikan. Karena melalui pendidikan, Negara Indonesia diaharapkan bisa mencetak SDM yang berkualitas, baik dari segi spritual, intelegensi dan skill, yang agar pada nantinya mereka mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi seperti saat ini. Akan tetapi untuk mewujudkan itu semua amatlah tidak mudah.

            Pendidikan di Indonesia yang kita rasakaan saat ini adalah, dimana kita terlalu sibuk memikirkan sederet kurikulum yang baik untuk para siswa dengan dalih mendapatkan eforia prestasi di kancah tingkat dunia, sementara penerapan budaya akhlak kejujuran masih diabaikan. Padahal perubahan yang dilakukan oleh kemendikbud dari tahun ke tahun selalu berlandaskan konseptual saja. Secara praktis kebiasaan lama tidak pernah berubah sesuai dengan wacana kurikulum baru. Hal ini yang menyebabkan kurikulum pendidikan di Indonesia belum berjalan dengan baik. 

            Menurut penelitian yang dilakukan oleh Badan Instansi Litbang Kompas mengungkapkan, bahwa sebanyak 158 kepala daerah dan 42 anggota DPR tersangkut masalah korupsi sepanjang tahun 2004-2011. Kasus korupsi tersebut terjadi di berbagai lembaga seperti  KPU, KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM. Setelah membaca beberapa kasus tersebut membuat hati di dada kita terhentak, setelah melihat dan membaca kelakuan para pejabat tinggi negara yang sama sekali tidak punya hati nurani dan jiwa layaknya seorang pemimpin. Apakah sedemikian parahnya karakter bangsa indonesia yang konon katanya berbudaya jujur dan sederhana ?

            Belum lagi belakangan ini, kita sering menyaksikan di tayangan telivisi tentang ada kecenderungan menurunnya nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh sebagian kecil anak sekolah. Mereka sudah bertingkah di ambang batas kewajaran. Dengan masih mengenakan pakaian seragam sekolah, mereka seenaknya keluyuran atau bolos saat jam pelajaran sedang berlangsung. Bertutur kata seenaknya kepada orang yang lebih tua, lebih kepada sesama teman sekolahnya. Tawuran antar sesama pelajar sampai memakan banyak korban dan juga sex bebas yang mereka lakukan layaknya manusia yang tidak pernah takut atas hukuman sang Tuhannya sendiri.

            Apakah itu sebagai indikasi kegagalan dunia pendidikan untuk membentuk karakter siswa ? apakah ini pertanda kelalaian segenap orang tua dan masyarakat dalam mengontrol prilaku anak di lingkungan keluarga ? Apakah ini juga sebagai pertanda kelalaian orang dewasa pada umumnya untuk memberi contoh tauladan yang baik kepada adik-adiknya ?

            Justru inilah salah satu penyakit sosial yang harus segera diberantas, sebelum makin hancurnya negara ini akibat karakter dan pribadi para rakyat sama sekali tidak mencerminkan prilaku dan contoh yang baik.  Jika memang kita sadari demikian, maka pantaslah pendidikan karakter perlu mendapat perhatian semua pihak. Di sekolah, para siswa mendapatkan pembinaan karakter yang lebih baik dari para guru-guru mereka. Di rumah, para orang tua turut memberi contoh yang baik serta dengan sigap selalu mengontrol keadaan mereka ketika berada di luar rumah. Supaya anak-anak merasa benar-benar terkontrol dan kita sebagai orang dewasa mampu untuk menjauhkan hal-hal negatif yang bisa membuat hidup mereka berantakan dan jatuhnya bangsa ini. 

            Untuk sebagaian kasus korupsi yang memang sudah terjadi belakangan ini, sudah terlalu sulit untuk menghapusnya. Mungkin hal yang bisa kita lakukan yakni hanya mengurangi dan membatasinya dengan memberikan hukuman kepada para pelaku agar mereka jera dan kapok atas perbuatan mereka yang merugikan rakyat dan negara. Sedangkan untuk mengatasinya agar hal itu tidak terjadi lagi, dengan cara memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak agar tidak berbuat demikian serta berbudaya layaknya orang indonesia yang terkenal jujur dan cakap sikapnya.

            Pendidikan karakter bisa dilakukan dimana saja, selama kita sebagai orang dewasa mampu untuk memberikan contoh yang baik kepada mereka serta selalu mengawasi prilakunya dan menanamkan akhlak budi pekerti yang baik agar tidak ada lagi rakyat yang menangis kelaparan akibat serakahnya seorang pemimpin yang sama sekali tidak memikirkan rakyatnya, seperti yang terjadi belakangan ini. Karna amat disayangkan, cerdasnya suatu bangsa tidak dibarengi dengan karakter yang baik, maka bangsa tersebut tidak akan pernah maju dan hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar