Muamalat FSH UIN Jakarta
Apa
Kabar Indonesia ?
Zaky Mubarak
Seiring dengan berkembangnya pola
modernisasi yang ditularkan dari negara luar, membuat Indonesia mau tidak mau
untuk tetap mengikuti pola perkembangan tersebut agar pada nantinya tidak tertinggal dari bangsa lain dalam segi
aspek apapun. Dan salah satu kunci agar bangsa ini tetap maju dan bisa bersaing dengan negara luar
yakni dengan adanya pendidikan. Karena melalui pendidikan, Negara Indonesia diaharapkan
bisa mencetak SDM yang berkualitas, baik dari segi spritual, intelegensi dan skill, yang agar pada
nantinya mereka mampu untuk menghadapi persaingan era globalisasi seperti saat
ini. Akan tetapi untuk mewujudkan itu semua amatlah tidak mudah.
Pendidikan di Indonesia yang kita
rasakaan saat ini adalah, dimana kita terlalu sibuk memikirkan sederet
kurikulum yang baik untuk para siswa dengan dalih mendapatkan eforia prestasi
di kancah tingkat dunia, sementara penerapan budaya akhlak kejujuran masih
diabaikan. Padahal perubahan yang dilakukan oleh kemendikbud dari tahun ke
tahun selalu berlandaskan konseptual saja. Secara praktis kebiasaan lama tidak
pernah berubah sesuai dengan wacana kurikulum baru. Hal ini yang menyebabkan
kurikulum pendidikan di Indonesia belum berjalan dengan baik.
Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Badan Instansi Litbang Kompas mengungkapkan, bahwa sebanyak 158 kepala
daerah dan 42 anggota DPR tersangkut masalah korupsi sepanjang tahun 2004-2011.
Kasus korupsi tersebut terjadi di berbagai lembaga seperti KPU, KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI, dan BKPM.
Setelah membaca beberapa kasus tersebut membuat hati di dada kita terhentak,
setelah melihat dan membaca kelakuan para pejabat tinggi negara yang sama
sekali tidak punya hati nurani dan jiwa layaknya seorang pemimpin. Apakah
sedemikian parahnya karakter bangsa indonesia yang konon katanya berbudaya
jujur dan sederhana ?
Belum lagi belakangan ini, kita
sering menyaksikan di tayangan telivisi tentang ada kecenderungan menurunnya
nilai-nilai karakter yang dimiliki oleh sebagian kecil anak sekolah. Mereka
sudah bertingkah di ambang batas kewajaran. Dengan masih mengenakan pakaian
seragam sekolah, mereka seenaknya keluyuran atau bolos saat jam pelajaran
sedang berlangsung. Bertutur kata seenaknya kepada orang yang lebih tua, lebih
kepada sesama teman sekolahnya. Tawuran antar sesama pelajar sampai memakan
banyak korban dan juga sex bebas yang mereka lakukan layaknya manusia yang
tidak pernah takut atas hukuman sang Tuhannya sendiri.
Apakah itu sebagai indikasi
kegagalan dunia pendidikan untuk membentuk karakter siswa ? apakah ini pertanda
kelalaian segenap orang tua dan masyarakat dalam mengontrol prilaku anak di
lingkungan keluarga ? Apakah ini juga sebagai pertanda kelalaian orang dewasa
pada umumnya untuk memberi contoh tauladan yang baik kepada adik-adiknya ?
Justru inilah salah satu penyakit
sosial yang harus segera diberantas, sebelum makin hancurnya negara ini akibat
karakter dan pribadi para rakyat sama sekali tidak mencerminkan prilaku dan
contoh yang baik. Jika memang kita
sadari demikian, maka pantaslah pendidikan karakter perlu mendapat perhatian
semua pihak. Di sekolah, para siswa mendapatkan pembinaan karakter yang lebih
baik dari para guru-guru mereka. Di rumah, para orang tua turut memberi contoh
yang baik serta dengan sigap selalu mengontrol keadaan mereka ketika berada di
luar rumah. Supaya anak-anak merasa benar-benar terkontrol dan kita sebagai
orang dewasa mampu untuk menjauhkan hal-hal negatif yang bisa membuat hidup
mereka berantakan dan jatuhnya bangsa ini.
Untuk sebagaian kasus korupsi yang
memang sudah terjadi belakangan ini, sudah terlalu sulit untuk menghapusnya.
Mungkin hal yang bisa kita lakukan yakni hanya mengurangi dan membatasinya
dengan memberikan hukuman kepada para pelaku agar mereka jera dan kapok atas
perbuatan mereka yang merugikan rakyat dan negara. Sedangkan untuk mengatasinya
agar hal itu tidak terjadi lagi, dengan cara memberikan pendidikan karakter
kepada anak-anak agar tidak berbuat demikian serta berbudaya layaknya orang
indonesia yang terkenal jujur dan cakap sikapnya.
Pendidikan karakter bisa dilakukan
dimana saja, selama kita sebagai orang dewasa mampu untuk memberikan contoh
yang baik kepada mereka serta selalu mengawasi prilakunya dan menanamkan akhlak
budi pekerti yang baik agar tidak ada lagi rakyat yang menangis kelaparan
akibat serakahnya seorang pemimpin yang sama sekali tidak memikirkan rakyatnya,
seperti yang terjadi belakangan ini. Karna amat disayangkan, cerdasnya suatu
bangsa tidak dibarengi dengan karakter yang baik, maka bangsa tersebut tidak
akan pernah maju dan hebat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar