Liza Fatmawati Rusman
1113046000053
Pukul lima lewat lima belas menit, suatu senja yang
indah saat di nikmati di teras lantai dua rumah ku. Matahari yang mulai
kemerahan memancarkan sinar nya di sela-sela pohon bambu yang tepat berada di
depan rumah ku. Sinarnya begitu lembut, tidak seperti di siang hari menyengat
tajam ke dalam kulit ku.
Di teras lantai dua rumah ku ada dua kursi panjang yang
terbuat dari bambu yang berwarna coklat. Kursi ini yang selalu menghipnotisku
betah duduk berjam-jam demi menikmati keindahan senja di langit ciputat. Lima
puluh meter dari pandangan ku, aku melihat sekumpulan asisten rumah tangga
sedang asyik menikmati sore ini.
Seperti biasanya para asisten rumah tangga yang ada di
sekitar rumah ku berkumpul bersama sambil mengajak anak-anak atasannya bermain
bersama dengan anak-anak yang lainnya. Mereka sangat menikmati senja di setiap
sorenya. Canda tawa dari asisten rumah tangga itu, selalu meramaikan suasana
indah di sore hari.
Bukan hanya para asisten rumah tangga yang meramaikan
sore ini, tetapi burung-burung gereja juga ikut andil dalam meramaikan suasana
sore ini. Burung-burung yang terbang dari hulu ke hilir membuat langit ciputat
semakin menarik keindahannya. Tapi di sore ini ada yang menarik perhatian ku,
seekor burung gereja kecil sedang belajar terbang. Entah berapa kali burung
kecil itu terjatuh, namun burung itu tetap berusaha terbang. Dan pada akhirnya
burung kecil mampu terbang seperti burung dewasa lainnya.
Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, seperti biasanya
aku mulai menutupi jendela yang ada di teras lantai dua rumah ku. Senja telah
berganti malam, rasanya aku tidak ingin berpisah dari senja ini. Yah pada
akhirnya aku menutup pintu teras di lantai dua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar